A11Y

HOME

MENU

CARI

Penilaian Produktivitas Rehabilitasi Mangrove dan Pengaruhnya pada Kesejahteraan Masyarakat Pesisir

Diterbitkan Pada29 November 2023
Diterbitkan OlehDavid Kevin Handel Hutabarat
Penilaian Produktivitas Rehabilitasi Mangrove dan Pengaruhnya pada Kesejahteraan Masyarakat Pesisir
Copy Link
IconIconIcon

Penilaian Produktivitas Rehabilitasi Mangrove dan Pengaruhnya pada Kesejahteraan Masyarakat Pesisir

 

Diterbitkan oleh

David Kevin Handel Hutabarat

Diterbitkan pada

Rabu, 29 November 2023

Logo
Download

Artikel ini menilai produktivitas rehabilitasi mangrove melalui analisis dekomposisi serasah, pelepasan hara, keanekaragaman kepiting, dan kesuburan substrat di Lubuk Kertang. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan laju dekomposisi antar lokasi restorasi, memberikan gambaran penting bagi peningkatan fungsi ekosistem dan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Pada tahun kedua kegiatan dilakukan untuk mengukur: 1) laju dekomposisi serasah mangrove hasil restorasi, 2) dinamika pelepasan hara dari serasah mangrove, 3) keanekaragaman kepiting ekosistem mangrove hasil rehabilitasi, dan 4) analisis kesuburan substrat mangrove hasil rehabilitasi. Keempat target penelitian tahun kedua telah 100% terlaksana di lapangan. Analisis produktivitas dan laju dekomposisi telah dilakukan, sementara capaian target ke-2, 3, dan 4 masih dalam tahap analisis laboratorium. Dinamika pelepasan hara dari serasah mangrove merupakan lanjutan dari pengukuran produktivitas dan laju dekomposisi yang akan dianalisis secara deskriptif untuk memberikan justifikasi kondisi dinamika hara yang berlangsung pada ekosistem mangrove hasil rehabilitasi.

Kegiatan yang telah dilakukan meliputi analisis data berdasarkan hasil pengamatan di ekosistem mangrove restorasi Lubuk Kertang. Analisis keanekaragaman jenis kepiting di lokasi penelitian sedang dilakukan justifikasi morfologi. Stasiun pengamatan merupakan ekosistem mangrove restorasi dengan masa restorasi berbeda, yaitu: Stasiun 1 (S1) Hutan Restorasi 2013 (Rhizophora apiculata), Stasiun 2 (S2) Hutan Restorasi 2011 (Rhizophora apiculata), Stasiun 3 (S3) Hutan Restorasi 2009 (Rhizophora apiculata), dan Stasiun 4 (S4) Hutan Mangrove Alami (Rhizophora apiculata). Waktu pengamatan dilakukan setiap 14 hingga 168 hari.

Pada awal pengamatan, jumlah serasah berat kering hutan restorasi 2013 dan 2011 memiliki nilai yang setara dan lebih besar dibandingkan hutan restorasi 2009 dan hutan alami. Pada Stasiun 3 dan 4, berat kering mendekati nol pada hari ke-140 dan mencapai nol pada hari ke-154. Waktu pengamatan ini berbeda dengan Stasiun 1 dan 2, di mana serasah terdegradasi sempurna dan beratnya mencapai nol pada hari ke-168. Hasil ini menunjukkan bahwa perubahan bahan organik dari serasah mangrove di Stasiun 1 dan 2 terdegradasi sempurna menjadi senyawa anorganik oleh mikroorganisme pada hari ke-168, sedangkan pada Stasiun 3 dan 4 proses tersebut berlangsung lebih cepat, yaitu pada hari ke-154.

SDGsSDGs 1SDGs 2SDGs 10SDGs 14

Detail Paper

Jurnal-
JudulPenilaian Produktivitas Rehabilitasi Mangrove dan Pengaruhnya pada Kesejahteraan Masyarakat Pesisir
PenulisOnrizal, S.Hut., M.Si., Ph.D
Afiliasi Penulis
  1. Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara
DOI-

Fitur Aksesibilitas

  • Grayscale

  • High Contrast

  • Negative Contrast

  • Text to Speech

icon

Mengobrol dengan

Halo USU

Halo,
Dengan Layanan Bantuan USU
Ada yang bisa kami bantu hari ini?
- Admin