Menaklukkan Kanker Pankreas dengan Kombinasi Ekstrak Daun Afrika





Menaklukkan Kanker Pankreas dengan Kombinasi Ekstrak Daun Afrika
Diterbitkan oleh
Prof. Dr. Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan S.Si., M.Si., Apt
Diterbitkan pada
Senin, 09 September 2024


Penelitian terbaru dari Universitas Sumatera Utara menunjukkan potensi kombinasi ekstrak daun Afrika dan gemcitabine dalam menghambat pertumbuhan sel kanker pankreas. Temuan ini memberikan harapan baru dalam pengobatan kanker dengan fokus pada pengurangan migrasi dan invasi sel kanker.
Di balik setiap statistik mengerikan tentang kanker pankreas, terdapat ribuan kisah yang tidak terhitung. Kanker ini dikenal sebagai salah satu penyakit paling mematikan, dengan harapan hidup yang sangat rendah dan angka kematian yang tinggi. Di Amerika Serikat, lebih dari 49.830 orang diproyeksikan meninggal karena kanker pankreas pada tahun 2022. Meskipun kemajuan dalam pengobatan kanker telah signifikan dalam beberapa dekade terakhir, terapi untuk kanker pankreas, terutama gemcitabine, sering kali hanya memberikan harapan yang terbatas. Penyakit ini sangat sulit diatasi, dengan pilihan pengobatan yang, hingga saat ini, belum mampu memberikan hasil yang diharapkan oleh banyak pasien dan keluarganya.
Namun, di tengah suramnya statistik dan fakta medis, selalu ada secercah harapan. Harapan ini terkadang muncul dari tempat yang tidak terduga, seperti dedaunan tanaman liar yang tumbuh subur di tanah Afrika. Kisah Daun Afrika (Vernonia amygdalina), tanaman yang biasa dikenal sebagai bitter leaf, dimulai dari sini. Tanaman ini telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai penyakit, dan kini menarik perhatian para peneliti sebagai calon potensial dalam pertempuran melawan kanker.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Prof. Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan, Jane Melita Keliat, Muhammad Fauzan Lubis, dan Annisa Nasution dari Universitas Sumatera Utara bertujuan untuk menguji efek sinergis ekstrak etil asetat dari daun Daun Afrika ketika dikombinasikan dengan gemcitabine terhadap sel kanker pankreas PANC-1. Fokus penelitian ini bukan hanya pada kemampuan kombinasi ini untuk menghancurkan sel kanker, tetapi juga pada bagaimana kombinasi ini dapat menghambat kemampuan sel kanker untuk bermigrasi dan menyerang jaringan sehat, dua aspek penting dalam penyebaran kanker.
“Mengapa kombinasi ini penting? Gemcitabine, meskipun merupakan salah satu pengobatan lini pertama untuk kanker pankreas, sering kali menghadapi tantangan dalam efektivitasnya. Banyak pasien yang pada awalnya merespons dengan baik, akhirnya mengalami kekambuhan, di mana kanker mereka menjadi kebal terhadap pengobatan,” jelas Prof. Poppy Anjelisa.
Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk menemukan cara-cara baru yang dapat meningkatkan efektivitas gemcitabine atau bahkan menggantikan perannya dalam terapi kanker pankreas. Di sinilah Daun Afrika masuk dengan potensi yang tak terduga. Dalam studi ini, sel-sel PANC-1, yang merupakan model sel kanker pankreas, dikulturkan dan kemudian dihadapkan pada berbagai konsentrasi ekstrak Daun Afrika dan gemcitabine. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi bagaimana sel-sel ini merespons ketika dua agen berbeda ini digunakan secara bersamaan.
Prof. Poppy Anjelisa menjelaskan bahwa proses ini dimulai dengan uji MTT, sebuah metode yang umum digunakan untuk menentukan sitotoksisitas dan menghitung nilai IC50, yang menunjukkan konsentrasi obat yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan sel sebesar 50%. Hasilnya mengejutkan: ekstrak Daun Afrika memiliki nilai IC50 yang jauh lebih rendah (21,19 µg/mL) dibandingkan gemcitabine (164,78 µg/mL), mengindikasikan potensi yang lebih besar dalam menghambat pertumbuhan sel kanker.
Namun, mematikan sel kanker bukanlah satu-satunya tujuan dalam pengobatan kanker. Kanker adalah penyakit yang rumit, di mana sel-sel ganas memiliki kemampuan untuk menyebar ke bagian lain dari tubuh melalui proses yang dikenal sebagai migrasi dan invasi. Oleh karena itu, penting untuk menilai apakah pengobatan kombinasi ini dapat mengurangi kemampuan sel kanker untuk bermigrasi dan menyerang jaringan sehat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak Daun Afrika dan gemcitabine tidak hanya meningkatkan apoptosis, atau kematian sel terprogram, tetapi juga secara signifikan mengurangi kemampuan sel kanker untuk bermigrasi dan menyerang. “Ini adalah temuan penting, karena penghambatan migrasi dan invasi dapat secara langsung mempengaruhi kemampuan kanker untuk menyebar dan meningkatkan prognosis pasien,” kata Prof. Poppy Anjelisa.
Lebih lanjut, penelitian ini juga mengungkap mekanisme molekuler yang mendasari efek ini. Salah satu temuan utama adalah penurunan regulasi protein-protein kunci yang terlibat dalam perkembangan kanker, seperti VEGF, COX2, dan komponen jalur RAS/MEK, yang semuanya dikenal memiliki peran dalam migrasi dan invasi sel kanker. Jalur RAS/MEK, misalnya, adalah salah satu jalur yang paling sering diaktifkan dalam berbagai jenis kanker dan berperan dalam berbagai proses seluler yang mendukung pertumbuhan dan penyebaran kanker. Dengan menghambat jalur ini, kombinasi ekstrak Daun Afrika dan gemcitabine mampu melemahkan salah satu senjata utama yang digunakan oleh sel kanker untuk bertahan hidup dan menyebar.
Seiring dengan semakin jelasnya efek kombinasi ini, penting untuk mempertimbangkan implikasi masa depannya. Meskipun temuan ini menjanjikan, banyak langkah yang harus diambil sebelum kombinasi terapi ini dapat digunakan secara klinis.
“Studi ini adalah langkah awal yang penting, namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya potensi dan keterbatasan dari terapi ini. Pengujian pada model hewan, dan akhirnya pada manusia, akan memberikan wawasan yang lebih baik tentang seberapa efektif terapi ini dalam situasi nyata. Jika hasilnya terus positif, kombinasi Daun Afrika dan gemcitabine bisa menjadi harapan baru bagi ribuan pasien yang berjuang melawan kanker pankreas setiap tahun,” papar Prof. Poppy Anjelisa.
Penelitian ini tidak hanya menambah pengetahuan kita tentang potensi pengobatan kanker, tetapi juga mengingatkan pentingnya mengeksplorasi sumber daya alam yang sering kali diabaikan. Di dunia yang terus mencari solusi untuk penyakit paling mematikan, tanaman liar seperti Daun Afrika bisa menjadi kunci untuk mengatasi tantangan yang tampaknya tak terpecahkan. Seperti halnya kisah ini, sains sering kali menemukan jawaban di tempat-tempat yang tidak terduga, dan di sinilah harapan baru muncul untuk masa depan yang lebih sehat dan cerah.
Detail Paper
- Departemen Farmakologi, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Indonesia
- Departemen Analisis Farmasi dan Makanan, Fakultas Vokasi, Universitas Sumatera Utara, Indonesia
- Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Indonesia