A11Y

HOME

MENU

CARI

Menyulap Karet Jadi Emas: Rahasia Pupuk Ajaib

Diterbitkan Pada16 Agustus 2024
Diterbitkan OlehDr. Ir. Hamidah Hanum, MP
Menyulap Karet Jadi Emas: Rahasia Pupuk Ajaib
Copy Link
IconIconIcon

Menyulap Karet Jadi Emas: Rahasia Pupuk Ajaib

 

Diterbitkan oleh

Dr. Ir. Hamidah Hanum, MP

Diterbitkan pada

Jumat, 16 Agustus 2024

Logo
Download

Artikel ini membahas penelitian tentang dosis optimal pupuk kalsium, magnesium, dan kalium untuk meningkatkan hasil lateks pada tanaman karet. Temukan bagaimana pengelolaan nutrisi yang tepat dapat mendukung keberlanjutan industri karet dan meningkatkan produktivitas perkebunan di Indonesia.

Kita semua akrab dengan karet. Bahan elastis ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, dari ban mobil hingga gelang karet. Namun, pernahkah Anda berpikir bagaimana karet ini dihasilkan? Di balik produk-produk karet yang kita gunakan sehari-hari, terdapat kebun-kebun karet yang luas, khususnya di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di tengah tantangan perubahan iklim dan peningkatan permintaan global, para petani karet dituntut untuk meningkatkan produktivitas tanpa merusak lingkungan. Salah satu kunci utamanya adalah nutrisi tanah. Tanaman karet, seperti makhluk hidup lainnya, membutuhkan makanan untuk tumbuh sehat dan produktif. Namun, memberi makan tanaman karet tidak sesederhana sekadar menyiramnya dengan air. Ini melibatkan ilmu yang kompleks tentang nutrisi tanah dan pemupukan yang tepat.

Dalam industri karet global, produktivitas perkebunan karet sangat bergantung pada manajemen nutrisi yang efektif. Salah satu kunci utama untuk meningkatkan hasil lateks adalah memastikan keseimbangan nutrisi yang tepat di dalam tanah. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Irwan Agusnu Putra, Hamidah Hanum, Radite Tistama, dan Edison Purba di Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatra Utara, Indonesia, mengungkapkan pentingnya dosis pupuk kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan kalium (K) untuk mencapai hasil lateks yang optimal.

Studi tersebut berlangsung dari Januari hingga Agustus 2019 dengan tujuan untuk menentukan dosis optimal pupuk kalsium, magnesium, dan kalium dalam kaitannya dengan rasio kation-base (Ca²⁺, Mg²⁺, K⁺) untuk meningkatkan hasil lateks pada tanaman karet. Dengan mengetahui dosis yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tanaman karet dan mendukung keberlanjutan industri karet di kawasan tersebut. Penelitian dilakukan dalam tiga ulangan untuk memastikan hasil yang akurat dan konsisten. Setiap faktor diterapkan dengan dosis yang bervariasi untuk mengevaluasi dampaknya terhadap hasil lateks serta kandungan kation di tanah, daun, dan lateks.

Sebelum penerapan pupuk, analisis tanah menunjukkan beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki. Tanah memiliki kadar nitrogen (N) yang rendah, pH yang asam, dan kadar fosfor (P) yang sangat tinggi, namun total fosfor yang rendah. "Kapasitas tukar kation (CEC) juga rendah, dengan kadar kalium yang moderat dan kalsium serta magnesium yang sangat rendah. Data ini menunjukkan bahwa tanah memerlukan tambahan unsur kalsium, magnesium, dan kalium untuk mendukung pertumbuhan tanaman karet yang optimal," kata Irwan Agusnu Putra.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan kalsium pada dosis 1.500 gram per pohon per tahun meningkatkan kadar magnesium pada lateks dan hasil lateks secara signifikan, dengan tambahan 160,70 gram per pohon per tapping. Ini menunjukkan bahwa kalsium tidak hanya memperbaiki keseimbangan nutrisi di tanah tetapi juga berperan langsung dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas lateks yang dihasilkan. Sementara itu, penambahan magnesium pada dosis 1.500 hingga 4.500 gram per pohon per tahun meningkatkan kadar kation dalam tanah, daun, dan lateks secara signifikan. Magnesium memainkan peran penting dalam meningkatkan keseimbangan nutrisi dan mendukung produksi lateks yang optimal. Kadar magnesium yang lebih tinggi dalam lateks menunjukkan bahwa magnesium berkontribusi pada kualitas lateks yang lebih baik.

"Kalium, dengan dosis antara 500 hingga 1.500 gram per pohon per tahun, terbukti meningkatkan kadar kalsium dalam daun dan kadar kation dalam lateks. Kalium berperan penting dalam berbagai fungsi fisiologis tanaman, termasuk pembentukan lateks. Peningkatan kadar kalium di dalam lateks menunjukkan bahwa kalium berkontribusi pada kualitas lateks yang lebih tinggi," lanjut Irwan Agusnu Putra.

Interaksi antara kalsium 1.500 gram, magnesium 1.500 hingga 4.500 gram, dan kalium 0 hingga 1.500 gram per pohon per tahun menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kadar potassium exchange, magnesium dalam lateks, serta kadar magnesium dan kalium pada daun. Rasio optimal yang ditemukan adalah 2:1:2 untuk tanah, 5:1:11 untuk daun, dan 1:11:32 untuk lateks. Rasio ini mengindikasikan bahwa keseimbangan yang tepat antara ketiga unsur tersebut sangat penting untuk meningkatkan hasil lateks.

Irwan Agusnu Putra menjelaskan bahwa analisis korelasi menunjukkan bahwa kadar kalsium, magnesium, dan kalium dalam daun serta kalium dalam lateks memiliki hubungan positif dengan hasil lateks. Ini menegaskan bahwa nutrisi yang seimbang dan dosis pupuk yang tepat dapat meningkatkan hasil panen secara signifikan. Keseimbangan nutrisi yang tepat mendukung kesehatan tanaman dan meningkatkan kapasitas produksi lateks.

Penelitian ini mengidentifikasi dosis pupuk kalsium, magnesium, dan kalium yang optimal untuk meningkatkan hasil lateks pada tanaman karet. Penerapan pupuk dengan dosis yang tepat meningkatkan keseimbangan kation dalam tanah, daun, dan lateks, serta mendukung hasil panen yang lebih baik. Temuan ini memberikan panduan praktis bagi petani karet untuk mengelola nutrisi tanaman mereka dengan lebih efektif.

Dalam menghadapi tantangan industri karet seperti perubahan iklim dan fluktuasi pasar, pengelolaan nutrisi yang efisien menjadi kunci untuk keberlanjutan. Dengan memahami kebutuhan nutrisi tanaman dan menerapkan strategi pemupukan yang tepat, petani dapat memaksimalkan hasil lateks mereka dan mendukung keberlanjutan industri karet.

Menjaga keseimbangan nutrisi di dalam tanah adalah langkah penting untuk meningkatkan hasil panen tanaman karet. Studi ini memberikan wawasan berharga tentang cara mengoptimalkan penggunaan pupuk kalsium, magnesium, dan kalium untuk mencapai hasil lateks yang maksimal. Dengan pengetahuan yang diperoleh dari penelitian ini, petani karet dapat menghadapi tantangan industri dengan lebih baik dan memastikan masa depan yang lebih cerah untuk perkebunan karet mereka.

Dengan penerapan strategi pemupukan yang tepat dan manajemen nutrisi yang baik, industri karet tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan pasar tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan ekonomi. Di masa depan, inovasi dalam pengelolaan nutrisi dan teknologi pertanian akan terus memainkan peran penting dalam meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan industri karet.

SDGsSDGs 9

Detail Paper

JurnalYuzuncu Yıl University Journal of Agricultural Sciences
JudulCations-Base Application in Rubber Plantation: The Change of Calcium, Magnesium, and Potassium Status in the Soil and Leaves and Its Relation to Latex Yield
PenulisIrwan Agusnu Putra, Hamidah Hanum, Radite Tistama, Edison Purba
Afiliasi Penulis
  1. Program Doktoral Ilmu Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Padang Bulan, Medan 20155, Indonesia
  2. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Padang Bulan, Medan 20155, Indonesia
  3. Pusat Penelitian Karet, Balai Penelitian Karet Sembawa, Sembawa Banyuasin, Sumatera Selatan, Indonesia

Fitur Aksesibilitas

  • Grayscale

  • High Contrast

  • Negative Contrast

  • Text to Speech

icon

Mengobrol dengan

Halo USU

Halo,
Dengan Layanan Bantuan USU
Ada yang bisa kami bantu hari ini?
- Admin