Efektivitas Gel Sabun Tangan Ekstrak Etanol Daun Acem-Acem (Oxalis dehradunensis Raizada) sebagai Pembersih Pestisida: Studi Eksperimental pada Petani Indonesia





Efektivitas Gel Sabun Tangan Ekstrak Etanol Daun Acem-Acem (Oxalis dehradunensis Raizada) sebagai Pembersih Pestisida: Studi Eksperimental pada Petani Indonesia
Diterbitkan oleh
David Kevin Handel Hutabarat
Diterbitkan pada
Kamis, 23 November 2023


Artikel ini membahas ekstraksi daun acem-acem (Oxalis dehradunensis Raizada) untuk pembuatan sediaan serbuk dan gel, serta uji efektivitasnya sebagai pembersih pestisida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak memiliki kandungan antioksidan yang cukup baik dan aman secara toksik, meskipun aktivitas antioksidannya menurun ketika diformulasikan dalam sediaan efervesen.
Tahap pertama yang dilakukan pada tahun ini adalah melakukan ekstraksi daun acem-acem dan pembuatan sediaan serbuk efervesen. Tahap ekstraksi diawali dengan pengambilan bahan baku berupa daun segar Oxalis dehradunensis Raizada dari Kabupaten Tanah Karo. Daun acem-acem kemudian dicuci bersih dan dikeringkan dalam lemari pengering di laboratorium dengan suhu sekitar 45–50 °C. Proses pengeringan dilakukan selama 5–7 hari, kemudian daun dihaluskan hingga menjadi simplisia kering. Simplisia selanjutnya dimaserasi menggunakan alkohol 70% sebanyak 10 kali jumlah serbuk simplisia.
Perendaman pertama menggunakan 75 bagian pelarut, didiamkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sesekali diaduk, lalu disaring. Ampas kemudian dicuci dengan 25 bagian pelarut dan disaring kembali. Filtrat I dan II digabungkan, didiamkan selama 2 hari terlindung dari cahaya, lalu disaring. Tahap berikutnya, hasil maserasi dimasukkan ke dalam mesin rotary evaporator sebagai bagian dari proses ekstraksi, kemudian dikentalkan hingga menjadi ekstrak daun acem-acem. Proses ini memakan waktu sekitar 2–3 bulan.
Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun acem-acem memiliki kandungan senyawa antioksidan yang cukup baik dan aman secara toksik. Namun, ketika dimasukkan ke dalam sediaan efervesen, nilai aktivitas antioksidannya menurun. Hal ini dapat diasumsikan terjadi akibat reaksi antara ekstrak dengan senyawa tambahan dalam serbuk efervesen, yang menurunkan aktivitas fenol dan flavonoid sehingga fungsi antioksidan semakin berkurang.
Gambar 3 menampilkan draf paten dari penelitian sediaan efervesen ini yang telah terdaftar dengan nomor registrasi di DJKI pada tanggal 29 November 2021 dan berstatus Petunjuk Teknis, serta telah mengikuti percepatan oleh DJKI pada tanggal 7–10 November 2022.
Detail Paper
- Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara