USU MoU dengan BKKBN dalam Program Penurunan Angka Stunting di Sumut





USU MoU dengan BKKBN dalam Program Penurunan Angka Stunting di Sumut
Diterbitkan oleh
Bambang Riyanto
Diterbitkan pada
Senin, 17 Januari 2022


“Kita mengarahkan agar mahasiswa dan dosen berkolaborasi melakukan penelitian atau pengabdian masyarakat yang dapat mendukung upaya penurunan stunting di Sumatera Utara,” kata Prof Poppy.
HUMAS USU - Universitas Sumatera Utara (USU) melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Utara untuk menekan angka stunting.
Diselenggarakan di Hotel Emerald Garden, Medan, Senin (17/1/2022), kegiatan bertajuk Pendampingan Penyusunan Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) 5 Pilar: Pembentukan Tim Koordinasi Penyusunan Dan Pelaksanaan GDPK 5 pilar Penyusunan Rancangan Kegiatan GDPK itu juga dilakukan MoU BKKBN Sumatera Utara dengan perguruan tinggi di wilayah Sumatera Utara, Pegadaian, serta mitra lainnya.
Wakil Rektor III USU, Prof Dr Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan SSi, MSi, Apt, mengatakan, program penurunan angka stunting akan dikolaborasikan dengan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
“Kita mengarahkan agar mahasiswa dan dosen berkolaborasi melakukan penelitian atau pengabdian masyarakat yang dapat mendukung upaya penurunan stunting di Sumatera Utara,” kata Prof Poppy.
Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara Dra Rabiatun Adawiyah MPHR menjelaskan, intansinya saat ini diberikan amanah untuk melakukan upaya penurunan angka stunting.
“BKKBN Pusat telah diamanahi oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi koordinator dalam upaya penurunan stunting di Indonesia. Karena sudah ditetapkan, maka secara otomatis akan turun ke seluruh BKKBN di daerah. Dan hari ini kami mengundang dan mengharapkan bantuan seluruh pihak di Sumatera Utara untuk membantu program ini,” katanya.
Ia mengatakan, jika peran perguruan tinggi sangat penting dalam hal ini. Perguruan tinggi sebagai kawasan akademis menurutnya dapat melakukan aktivitas ilmiah agar dapat menemukan solusi tepat dalam penurunan angka stunting.
“Kami mengajak kerja sama perguruan tinggi di Sumatera Utara berdasarkan komitmen yang telah disampaikan oleh para rektor dalam Forum Rektor Indonesia (FRI). Komitmen itu jelas untuk mempercepat penurunan angka stunting,” sambungnya.
Rabiatun mengatakan, angka stunting di Indonesia masih tergolong tinggi. Begitu juga dengan angka stunting secara khusus di Sumatera Utara. Fenomena itu menjadi dasar untuk dilakukannya upaya cepat untuk meraih target yang ditetapkan pada 2024.
“Secara umum angka stunting di Indonesia adalah 27% pada tahun 2020. Presiden menginstuksikan agar pada 2024 angka stunting di Indonesia menyentuh angka 14%. Sementara untuk Sumatera Utara, pada tahun 2020 dicatat 29% stunting, dan turun pada 2021 menjadi 25%. Kita optimis angka ini dapat kita turunkan dibawah target nasional pada 2024. Gubernur sendiri menginstruksikan agar mencapai angka 11%,” pungkasnya.
Author: Roni Hikmah Ramadhan - Humas
Interviewee: Prof Dr Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan SSi, MSi, Apt - Wakil Rektor III USU
Photographer: Amri Simatupang - Humas