A11Y

HOME

MENU

CARI

Rizki dan Mikhael, Wisudawan Cumlaude Peraih IPK Sempurna

Diterbitkan Pada08 Juni 2022
Diterbitkan OlehBambang Riyanto
Rizki dan Mikhael, Wisudawan Cumlaude Peraih IPK Sempurna
Copy Link
IconIconIcon

Rizki dan Mikhael, Wisudawan Cumlaude Peraih IPK Sempurna

 

Diterbitkan oleh

Bambang Riyanto

Diterbitkan pada

Rabu, 08 Juni 2022

Logo
Download

MEDAN – HUMAS USU : Universitas Sumatera Utara (USU) telah melantik 1.550 orang wisudawan-wisudawati untuk periode III tahun akademik 2021/2022, yang berlangsung selama dua hari, Senin (6/6/2022) hingga Selasa (7/6/2022). Mereka merupakan para mahasiswa/i yang telah menyelesaikan studinya mulai dari Februari hingga April 2022.

Di antara 1.550 orang berwajah semringah dan penuh sukacita di dua hari itu, terdapat dua orang wisudawan yang paling berbahagia. Betapa tidak, mereka berdua merupakan peraih gelar cumlaude dan IPK tertinggi pada programnya masing-masing. Keduanya yakni Rizki Ramadhan, pemilik NIM 197017055, yang berhasil menyelesaikan program magisternya dari Program Studi Akuntansi, dengan masa studi 2 tahun 1 bulan dan meraih IPK 4,00. Juga Mikhael Pandapotan Siregar, pemilik NIM 181301106, yang berhasil menuntaskan program sarjananya dari Program Studi Psikologi dengan masa studi 3 tahun 7 bulan dengan IPK 3.97. Meraih IPK sempurna, keduanya mengungkapkan perasaannya dan menceritakan sekelumit flashback perjalanan menuntaskan masa kuliah di USU kepada Humas USU.


Ingin Jadi Dosen

Rizki Ramadhan, S.Tr. Ak., M.Si. Inilah nama berikut gelar akademis lengkap yang dimilikinya. Ditanya tentang perasaannya saat diwisuda tepat dua tahun masa perkuliahan dan mendapatkan nilai tertinggi dalam program magister di USU, Rizki merasa bangga pada pencapaiannya dan mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas berkah yang diterimanya. Ia juga berterimakasih kepada kedua orangtuanya, seluruh keluarga dan para sahabat yang mendukung perjalanannya hingga sampai di titik ini. 


Image


Anak bungsu dari 3 bersaudara putera pasangan Kapten Inf Legiman dan Santa Barabara Ginting ini mengungkapkan alasannya memilih Program Magister Akuntansi sebagai pilihan karena ingin melanjutkan secara linear program studi ketika mendapatkan gelar sarjana yaitu program studi D4 Akuntansi Keuangan Publik. Seusai wisuda, ia berencana akan mendaftarkan diri menjadi pengajar atau dosen di universitas yang berada di seluruh Indonesia. Ia berharap dapat diterima sebagai dosen. Ia mengakui bahwa selama ini, peran orang tua dalam hidupnya sangat kuat pengaruhnya.


“Orang tua yang selalu mendukung saya, sampai saya mendapatkan predikat nilai tertinggi saat ini. Saya selalu meminta doa kepada kedua orang tua ketika saya melangkah, dan semua yang saya peroleh karena doa orangtua saya yang kuat,” kata Rizki penuh haru. Memaparkan sistem belajar yang didapatkannya selama di USU, menurutnya sudah sangat baik. “Dari pengajaran yang diberikan dosen-dosen kepada saya selama ini, sangat jelas saya dapatkan keseluruhannya. Jadi walaupun saya melakukan perkuliahan secara daring, tapi tak mengurangi kualitas sistem belajar yang diinginkan,” imbuhnya.


Ketika diterapkan proses belajar mengajar yang menggunakan sistem daring, Rizki mengakui hal itu sebagai pengalaman yang paling berkesan ketika menjadi mahasiswa USU. Meskipun harus kuliah daring, ia mengaku hal itu tidak mengurangi semangatnya dan teman-temannya untuk menjalani proses perkuliahan.


Pengagum Mendikbudristek RI, Nadiem Anwar Makarim ini, menekankan pentingnya pendidikan bagi generasi muda. “Untuk meningkatkan kualitas SDM di negeri ini, pendidikan merupakan pondasi kuat agar bangsa kita dapat berdiri sejajar dengan negara-negara maju dan menjadi lebih baik lagi,” ungkapnya.


Lelaki belia itu mengaku, sebenarnya ia tak pernah berpikir menjadi dosen sebelumnya. Bahkan, ketika kecil ia sangat ingin menjadi seorang prajurit TNI, mengikuti jejak sang ayah. Tetapi ia berubah pikiran ketika melihat sosok salah seorang keluarganya yang bekerja sebagai dosen. Rizki jadi saya tertarik ingin menjadi dosen sebagai bagian dari upaya mencerdaskan anak bangsa.


Selain berprestasi di program magister, saat kuliah di Politeknik Negeri Medan, ia juga meraih predikat cumlaude. Selain itu, untuk kegiatan di luar kampus, Rizki pernah mendapatkan peringkat 3 terbaik dalam bina metal fisik dan disiplin di Rindam I BB Pematangsiantar dan mendapatkan sertifikasi akuntansi yunior dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi. Rizki juga pernah bekerja sebagai tenaga kontrak bagian perpajakan di PTPN IV Medan dan menuntaskan PKL di PT Pelindo I (Persero) Medan.  


Sebagai alumni, Rizki turut mendoakan semoga USU dapat menjadi wadah terbaik untuk para mahasiswanya dalam mengembangkan diri dan talenta yang dimiliki. Ia juga memberikan motivasi kepada rekan-rekannya yang masih berjuang. “Kalian harus ingat kata-kata baik yang mengingatkan bahwa uang bisa dicari, ilmu bisa digali. Namun, kesempatan untuk membahagiakan orang tua tidak akan terulang kembali. Maka sesulit apapun rintangan untuk wisuda, jika sudah berusaha pasti akan tercapai. Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Tetap fokus pada satu tujuan, Teman-teman. Tetap semangat dan jangan putus asa," tandasnya.


Rindu Moment Luring di USU

Senada dengan Rizki, Mikhael Pandapotan Siregar, S.Psi, juga mengungkapkan perasaannya yang sangat bangga karena bisa bersanding dengan orang-orang hebat lainnya. Ia merasa bersyukur dan berterimakasih pada Tuhan dan diri sendiri, karena hasil jerih payah dan berbagai dinamika yang dilaluinya sepanjang menyelesaikan pendidikan, akhirnya berbuah manis. Meskipun tak dapat dipungkiri, ada perasaan takut karena menyandang ekspektasi yang juga cukup tinggi dari berbagai pihak. 


Image


Bungsu dari tiga bersaudara putera pasangan Justo Siregar dan Meity Suzan Dien ini mengatakan, ia memilih Prodi Psikologi karena ingin mengembangkan kemampuan yang dimiliki setiap individu, khususnya di bidang akademik. “Keinginan itu awalnya membuat saya berpikir untuk mengambil kuliah di bidang pendidikan. Di sisi lain, saya tertarik untuk mendengarkan dan memahami dinamika tiap individu, bukan hanya dinamika pemasalahan akademiknya, namun di berbagai aspek kehidupannya. Sehingga, saya akhirnya berpikir-pikir kembali dan kemudian memilih jurusan psikologi,” ungkapnya.


Setelah diwisuda, rencana selanjutnya yang ingin dilakukannya adalah mencari pekerjaan dengan peminatan di bidang human resource. Setelah dirasa sudah memiliki pengalaman yang cukup dan stabil secara finansial, maka ia akan melanjutkan pendidikan untuk meningkatkan kemungkinan karir yang dapat dicapai dan mengejar keinginan untuk menjadi seorang dosen/pengajar.


Bercerita tentang sistem belajar yang dilakukannya selama ini, Mikhael menjelaskan bahwa sederhananya terkait dengan refleksi, sharing, dan juga uji coba. “Jadi, selama belajar, saya akan merangkum materi-materi tiap mata kuliah dengan bahasa saya sendiri. Apabila tidak paham, saya melakukan cross check di sumber lain. Materi-materi yang ada, juga sebisanya saya hubungkan dengan contoh nyata kehidupan, mengingat jurusan kuliah saya adalah tentang manusia itu sendiri. Saya juga memiliki semacam kelompok kecil, di mana setiap menjelang ujian, saya dan kelompok melakukan mentoring kecil-kecilan. Hal tersebut membuat saya memahami lebih lanjut materi yang ada. Terakhir, saya akan membuat soal sendiri dari materi yang ada melalui google form dan mencoba menjawabnya menjelang jam ujian,” paparnya kepada Humas USU.


Lelaki muda ini mengaku sangat mengidolakan Mother Teresa karena kebaikan hatinya dalam menolong sesama manusia yang disertai dengan kepercayaan akan penyertaan Tuhan, yang menjadi motivasi tersendiri untuk berbuat baik dan melayani orang lain.


Arti pendidikan bagi Mikhael adalah terus bergerak maju dan memperbaiki diri dari pengalaman yang ada. Bukan hanya dalam bidang akademik, namun juga dalam sikap, perilaku, dan juga berbagai aspek kehidupan lainnya. Mikhael juga menunjuk orang tua sangat memegang peranan dalam hidupnya. “Orangtua itu bagi saya bagaikan minyak yang terus membuat saya bersemangat dalam menjalani kehidupan. Karena ketika saya merasakan sulitnya kehidupan, saya selalu teringat bahwa orang tua saya senantiasa mendoakan saya setiap hari. Keinginan untuk membanggakan orang tua juga menjadi penggerak saya untuk terus all out dalam kehidupan,” katanya.


Mikhael juga telah membukukan beberapa prestasi di dalam dan luar USU. Di antaranya, juara 1 Lomba Video Pendek Nasional Psygeneration Fakultas Psikologi USU, Juara 1 Lomba Essay Nasional Psychojournalistic Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember dan Awardee Program Kepemimpinan Tanoto Foundation. Mikhael juga pernah bekerja di sejumlah perusahaan, di antaranya; CV. PSYLUTION INDONESIA sebagai Human Resource Intern dan PT. LINGKAR HIJAU INDONESIA (SUSTAINATION) sebagai Community Development - Project Intern.


Ketika ditanya tentang cita-citanya, Mikhael mengaku sebenarnya ia ingin menjadi seorang dosen atau tenaga pengajar. Namun kalau terkait dengan konsistensinya, ia kini tidak lagi terpatok untuk menjadi guru, namun juga bisa menjadi konselor, Human Resource, dosen, dan lainnya. “Setelah berkuliah di fakultas Psikologi USU, wawasan saya menjadi lebih terbuka dan memahami bahwa konteks pengajar ini bukan hanya terbatas di dalam kelas saja, namun bisa di bidang organisasi, klinis, dan lainnya.”


Terkait pengalaman berkesan selama kuliah di USU, ia menyebut banyak sekali. Seperti menunggu dan jalan-jalan keliling USU naik LINUS, memberi makan rusa di depan Biro Rektor, makan-makan dan cerita bareng teman-teman di Gelanggang Mahasiswa, dan pastinya seru-seruan di berbagai event fakultas-fakultas USU seperti Bunkasai, dll. Sayangnya, banyak momen yang terlewat akibat pandemi dan belajar harus dari rumah. Ia berharap semoga pembelajaran luring dapat segera terlaksana dan para mahasiswa bisa merasakan lagi momen-momen indah berkuliah di USU.


Sebagai seorang alumni, Mikhael juga memberikan masukan kepada USU, yang didoakan semoga semakin banyak memiliki fasilitas yang dapat mengembangkan skill mahasiswa secara langsung dan dapat menjadi wadah kreativitas serta pengembangan penelitian mahasiswa. Sehingga, USU dapat memiliki calon atau kader yang telah dipupuk sejak awal, serta dapat mengharumkan nama USU. “Untuk fasilitas yang sudah ada, seperti PKM Centre, semoga dapat dikembangkan dan semakin dimaksimalkan. Selain itu, semoga isu-isu luar seperti SDG mendapatkan highlight di lingkungan USU,” tambahnya. 


Untuk teman-temannya yang sedang berjuang menyelesaikan pendidikan, ia berpesan agar tetap bersemangat. “Jadikanlah pendidikan ini sebagai sahabat dan sesuatu yang dapat dinikmati. Apabila merasa jenuh, lelah, dan tak berdaya, tidak apa-apa untuk mengambil jeda sejenak. Karena, layaknya cerita, kehidupan kita juga akan lebih indah dan tertata apabila disertai dengan titik dan koma di beberapa momen tertentu. Semoga proses pembelajaran ini tidak dianggap sebagai beban, melainkan penyemangat untuk meraih masa depan yang lebih baik lagi. (RJ)



Author: Renny Julia Harahap - Humas USU

Interviewee: Rizki Ramadhan, S.Tr. Ak., M.Si dan Mikhael Pandapotan Siregar, S.Psi - Universitas Sumatera Utara

Photographer: Amri Simatupang - Humas USU

Fitur Aksesibilitas

  • Grayscale

  • High Contrast

  • Negative Contrast

  • Text to Speech

icon

Mengobrol dengan

Halo USU

Halo,
Dengan Layanan Bantuan USU
Ada yang bisa kami bantu hari ini?
- Admin