PIMNAS ke-34 – Tim USU Teliti Energi dari Baterai Bekas dan Cat

PIMNAS ke-34 – Tim USU Teliti Energi dari Baterai Bekas dan Cat
Diterbitkan oleh
Fenny Julistine Tarigan
Diterbitkan pada
Rabu, 10 November 2021

Hasil penelitian berbasis perovskite yang dilakukan oleh Nikayati dan timnya menunjukkan efisiensi yang sangat tinggi, yakni mencapai 19,64%. “Penelitian kami menghasilkan efisiensi sebesar 19,64%, jauh lebih baik dibandingkan dengan penelitian sebelumnya,” ujarnya.
Humas USU – Salah satu tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari Universitas Sumatera Utara (USU) yang berkompetisi dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-34, melakukan penelitian untuk menemukan inovasi pembangkit energi listrik menggunakan cat dan baterai bekas.
Penelitian yang berjudul “Solar Paint, Integrated Perovskite/TiO₂ Paint from Used Batteries Using Spray Coating Method as a Renewable Energy Solution” ini melibatkan mahasiswa dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), yaitu Nikayati, Ishmah Ulya, Siti Nurhadijah, Gusti Vita Utami, serta mahasiswa dari Fakultas Teknik, yaitu Irfan Gunawan Siregar.
Ketua tim, Nikayati, menjelaskan kepada Humas USU pada Jumat (29/10/2021) bahwa penelitian mengenai solar paint yang mampu menghasilkan energi listrik belum pernah dilakukan di Indonesia. “Sebelumnya, penelitian serupa pernah dilakukan di luar negeri pada tahun 2018, namun hanya menghasilkan efisiensi sebesar 4,13%,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Nikayati menjelaskan bahwa timnya memilih menggunakan baterai bekas sebagai bahan ekstraksi perovskite karena sejauh ini baterai bekas belum dimanfaatkan secara optimal, padahal di dalamnya terkandung serbuk PBU₂ yang cukup banyak. Selain itu, baterai bekas memiliki tingkat kemurnian tinggi, yakni di atas 95%.
Nikayati dan tim juga melakukan kajian literatur mengenai metode spray coating, yang dikenal mudah diterapkan serta menghasilkan ketebalan lapisan yang merata. “Metode ini memiliki sejumlah keunggulan dalam pembuatan lapisan sel surya,” jelas mahasiswa FMIPA tersebut.
Selama proses penjurian, tim ini memperoleh apresiasi positif dari dewan juri karena produk yang dihasilkan memiliki keunggulan dalam efisiensi energi. Satu sel dari solar paint ini mampu menghasilkan tegangan sebesar 0,51 volt dengan efisiensi tinggi.
“Para juri juga mengapresiasi karena kami memanfaatkan bahan limbah, sehingga memiliki nilai guna dan ramah lingkungan,” tambahnya.
Nikayati menuturkan bahwa film cat surya yang dihasilkan memiliki tegangan listrik yang cukup tinggi untuk ukuran satu sel, yaitu 0,51 V. Ke depan, pembuatan sel surya ini akan terus dikembangkan oleh timnya. Inovasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat serta lingkungan, dengan menghadirkan alternatif energi terbarukan yang berkelanjutan.
Ia juga berpesan kepada mahasiswa lain agar tidak ragu menuangkan ide dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing, serta memperkaya pengetahuan melalui literatur.
“Jika memiliki ide, sebaiknya didiskusikan dengan dosen dan banyak membaca. Ide saya juga muncul dari hasil membaca literatur,” pungkasnya.
(© ULC)