Mahasiswa USU Teliti Filter Antibakteri Berbasis Limbah Pelepah Pisang pada 34th PIMNAS

Mahasiswa USU Teliti Filter Antibakteri Berbasis Limbah Pelepah Pisang pada 34th PIMNAS
Diterbitkan oleh
Fenny Julistine Tarigan
Diterbitkan pada
Rabu, 10 November 2021

“Melihat kebutuhan masyarakat terhadap masker yang sangat tinggi, kami berinisiatif membuat filter masker berbahan nanofiber. Metode pembuatannya kami pelajari dari hasil telaah jurnal, dan ternyata dapat diaplikasikan di laboratorium. Filter yang kami kembangkan memiliki fungsi antibakteri,” ujar Sylvia Romalia Simanungkalit, peserta PIMNAS ke-34 Universitas Sumatera Utara (USU).
HUMAS USU – Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) melakukan penelitian mengenai pembuatan filter antibakteri pada masker dengan memanfaatkan limbah pelepah pisang. Penelitian ini merupakan karya dari tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-RE) yang berjudul “Efektivitas Nanofiber Selulosa Asetat dari Limbah Pelepah Pisang (Musa Paradisiaca L.) sebagai Filter Antibakteri pada Masker”, dan dipresentasikan pada kegiatan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-34, Rabu (27/10/2021).
Tim ini terdiri atas mahasiswa Program Sarjana (S-1) Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), yaitu Sylvia Romalia Simanungkalit, Putri Amelia Sihotang, Shofi Tasa Al-Khairi, Dzul Hadi Sahputra, serta Brian Christopher dari Fakultas Kedokteran Gigi. Hasil penelitian mereka juga dipamerkan dalam bentuk poster pada rangkaian kegiatan PIMNAS tersebut.
Ketua tim, Sylvia Romalia Simanungkalit, dalam wawancara pada Jumat (29/10/2021), menjelaskan bahwa ide penelitian ini berawal dari kondisi pandemi COVID-19, di mana masker menjadi kebutuhan utama masyarakat. Namun, masih banyak masker yang beredar di pasaran tidak memenuhi standar World Health Organization (WHO).
“Melihat kebutuhan yang mendesak tersebut, kami membuat filter masker berbahan nanofiber. Setelah menelaah sejumlah jurnal ilmiah, kami menemukan bahwa metode pembuatannya dapat dilakukan di laboratorium. Filter ini kami rancang memiliki sifat antibakteri,” jelas Sylvia.
Filter nanofiber yang digunakan memiliki keunggulan karena mampu meningkatkan efektivitas penyaringan masker, mengingat ukuran porinya lebih kecil daripada ukuran bakteri, sehingga mampu menyaring mikroorganisme yang lewat. Tim peneliti memilih pelepah pisang sebagai sumber nanofiber karena mengandung senyawa antibakteri seperti flavonoid, alkaloid, fenol, dan saponin. Selain itu, kandungan selulosa pada pelepah pisang juga cukup tinggi, yakni sekitar 63%. Bahan ini juga mudah diperoleh, khususnya dari pisang Barangan yang merupakan tanaman endemik Sumatera Utara.

“Produk hasil penelitian sebelumnya masih jarang yang memanfaatkan pelepah pisang, sehingga kami menghadirkan inovasi baru bahwa limbah pelepah pisang dapat digunakan dalam pembuatan nanofiber,” tambah Sylvia.
Tim ini telah melakukan serangkaian uji, seperti penyaringan awal (screening), uji sudut kontak (contact angle test), serta uji aplikasi produk. Diharapkan, produk filter masker ini dapat dikembangkan lebih lanjut (downstreaming) dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Menurut Sylvia, dewan juri PIMNAS memberikan masukan agar penelitian ini dilanjutkan dengan uji aliran udara (airflow test) untuk memperkuat hasil pengujian. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada USU atas dukungan dan fasilitas yang diberikan selama proses persiapan menuju PIMNAS ke-34, mulai dari monitoring, evaluasi, hingga bimbingan oleh dosen berpengalaman.
“Kami dipersiapkan dengan baik, mulai dari pelatihan pembuatan poster hingga teknik presentasi. USU telah memberikan banyak dukungan bagi kami. Kami berharap dapat membawa pulang medali dan mengharumkan nama USU,” tutupnya.
Penulis: Irsan Mulyadi – Humas
Narasumber: –
Fotografer: Humas USU