LINK-UP USU Gelar ToT Instruktur PEKERTI





LINK-UP USU Gelar ToT Instruktur PEKERTI
Diterbitkan oleh
Bambang Riyanto
Diterbitkan pada
Jumat, 19 Agustus 2022


Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan Muhammad Arifin Nasution, S.Sos., M.SP mengatakan, bahwa USU ditunjuk sebagai salah satu Perguruan Tinggi Penyelenggara Pelatihan PEKERTI/AA di dalam dan di luar lingkungan USU yang terstandar nasional.
HUMAS USU - Lembaga Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran (LINK-UP) Universitas Sumatera Utara (USU) melaksanakan kegiatan Training of Trainer (ToT) Calon Instruktur Pelatihan PEKERTI/ Applied Approach (AA) Nasional yang berlangsung di Hotel Grandhika, pada Kamis (18/08/2022).
Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan Muhammad Arifin Nasution, S.Sos., M.SP mengatakan, bahwa USU ditunjuk sebagai salah satu Perguruan Tinggi Penyelenggara Pelatihan PEKERTI/AA di dalam dan di luar lingkungan USU yang terstandar nasional.
“Kita patut bersyukur karena kita dipercaya untuk mengemban amanah ini, dan pelaksanaan ToT hari ini tentunya menunjukkan komitmen dan keseriusan kita karena USU untuk menjadi Penyelenggara Pelatihan PEKERTI dan Applied Approach (AA) yang terstandar secara nasional,” pungkas WR II
Wakil Rektor II juga berharap agar para peserta yang mengikuti kegiatan ini dapat mengambil ilmu yang nantinya disampaikan oleh narasumber untuk dapat meningkatkan kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya aspek pengajaran. Serta dengan tersertifikasinya peserta yang mengikuti ToT Calon Instruktur Pelatihan PEKERTI/AA Nasional ini diharapkan dapat berkontribusi dalam pencapaian Indikator Kerja Utama (IKU), khususnya IKU 4 maupun IKU lainnya.
“Saya berharap agar para peserta yang mengikuti kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ungkapnya
Ketua Link-Up Prof. Dr. Dwi Suryanto, M.Sc menyampaikan bahwa tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah agar usu mempunyai trainer yang bersetifikasi standar nasional, yang mana sertifikasi ini berguna untuk para peserta dalam meningkatkan karir.
“Tujuan utama dilakukannya kegiatan ini adalah agar USU mempunyai trainer yang bersetifikasi standar nasional,” tuturnya.
Serta kegiatan ini adalah salah satu bentuk pendukung untuk mendukung USU menuju top 500 World Class University (WCU) dengan mempunyai sertifikat dosen, agar dosen bisa bekerja didalam negeri maupun luar negeri.
“Kegiatan ini secara tidak langsung adalah bentuk dukungan untuk mendukung USU menuju top 500 WCU,” kata ketua Link-UP
Pada kesempatan yang sama, salah satu narasumber dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Malang I Wayan Dasna, Drs., M.Si., M.Ed., Ph.D. mengatakan, bahwa dalam kegiatan ini pihak narasumber berbagi pengalaman dan pengajaran materi tentang PEKERTI/ Applied Approach (AA) kepada calon instruktur, serta diharapkan para instuktur mempunyai wawasan dan siap mengembangkan konten di universitas masing-masing.
“Untuk mendukung kegiatan ini pihak Universitas Malang melakukan ToT di tingkat universitas lalu meriview konten secara tim di universitasnya,” ungkapnya.
Hari Kedua
Sementara pada hari kedua ToT membahas tentang Paradigma Pembelajaran di Perguruan Tinggi dan Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi.
Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (LP3) Universitas Negeri Malang I Wayan Dasna, Drs., M.Si ., M.Ed., Ph.D. mengatakan bahwa dalam paradigma pembelajaran di perguruan tinggi, pasti selalu terjadi perubahan paradigma pembelajaran di perguruan tinggi termasuk di USU, hal tersebut terjadi karena perkembangan teknologi dan keilmuwan dari generasi boomer ke generasi milenial hingga sekarang memasuki generasi Z.
“Paradigma pembelajaran di perguruan tinggi, pasti selalu terjadi perubahan paradigma pembelajaran di perguruan tinggi,” tuturnya.
Ketua LP3 Universitas Malang juga berkata bahwa pembelajaran di USU sudah banyak menggunakan base learning dengan menyampaikan masalah-masalah yang mengajarkan mahasiswa untuk berpikir dengan kreatif, maka dari itu dosen-dosen di USU harus mempunyai wawasan yang lebih luas antara ilmu teori di bangku kuliah dengan ilmu praktek di lingkungan masyarakat. Sehingga mahasiswa di tuntut untuk bisa selalu aktif dan berfikir kritis di dalam kelas.
“Dosen-dosen di USU harus mempunyai wawasan yang lebih luas antara ilmu teori di bangku kuliah dengan ilmu praktek di lingkungan masyarakat,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, salah satu narasumber Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (LP3) Universitas Negeri Malang Prof. Dr. Lia Yuliati, M.Pd. mengatakan, bahwa materi pembelajaran aktif yang dilakukan di perguruan tinggi untuk melatih kemampun para training of trainer dalam case method dan team based project, karena para dosen diajak secara aktif untuk berdiskusi tentang pembuatan masalah dan perbedaan masalah antara case method dan team based project agar nantinya bisa dibawa kedalam kelas untuk keaktifan mahasiswa dalam memecahkan suatu masalah.
“Para dosen harus bisa membedakan antara case method dan team based project agar bisa dibawa ke dalam kelas untuk keaktifan mahasiswa,” kata Prof. Lia
Menurut Prof. Lia bahwa pembelajaran aktif di perguruan tinggi sangat penting karena para mahasiswa dan dosen-dosen muda dapat aktif secara fisik dan mental agar dapat berfikir dan bekerja dalam memecahkan suatu masalah di dunia kerja dan masalah itu dapat dibawa kedalam kampus agar para mahasiswa dapat menganalisis kemudian mencari pemecahan masalah.
“Keahlian dalam memecahkan masalah dapat digunakan di dunia kerja dan di dalam kampus agar mahasiswa dapat menganalisis kemudian mencari pemecahan masalah,” ungkapnya.
Author: Bambang Riyanto - Humas
Interviewee: Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, M.S.P. - Wakil Rektor II
Photographer: Irsan Mulyadi - Humas