A11Y

HOME

MENU

CARI

Pulau Reusam, Gerbang Wisata Syariah Aceh

Diterbitkan Pada09 September 2024
Diterbitkan OlehBambang Riyanto, S.S., M.Si
Pulau Reusam, Gerbang Wisata Syariah Aceh
Copy Link
IconIconIcon

Pulau Reusam, Gerbang Wisata Syariah Aceh

 

Diterbitkan oleh

Bambang Riyanto, S.S., M.Si

Diterbitkan pada

Senin, 09 September 2024

Logo
Download

Pulau Reusam di Aceh Jaya memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata syariah ekowisata, dengan keindahan alam yang memukau dan ekosistem yang kaya. Penelitian ini menyoroti pentingnya pengelolaan berkelanjutan untuk melindungi lingkungan dan mendukung komunitas lokal.

Indonesia, dengan lebih dari 17.000 pulau, merupakan salah satu destinasi wisata paling mempesona di dunia. Setiap pulau, mulai dari Bali yang terkenal hingga Yogyakarta yang kaya akan budaya, menawarkan perpaduan unik antara keindahan alam dan warisan budaya yang melimpah. Keberagaman ini telah lama menarik wisatawan dari seluruh dunia yang ingin menikmati lanskap megah dan tradisi yang hidup di Indonesia.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi perubahan signifikan dalam sektor pariwisata. Model pariwisata massal yang tradisional, yang sering kali lebih mengutamakan kuantitas daripada kualitas, perlahan mulai bergeser menuju pendekatan yang lebih bijaksana dan peduli terhadap lingkungan, yang dikenal sebagai pariwisata minat khusus. Pergeseran ini didorong oleh meningkatnya kesadaran akan pentingnya melindungi dan melestarikan lingkungan serta budaya yang menjadi daya tarik utama Indonesia. Sebagaimana yang diungkapkan oleh para ahli dari Universitas Sumatera Utara, Indonesia, yang terdiri dari Izwar, Badaruddin, Miswar Budi Mulya, dan Robert Sibarani, orientasi baru ini menekankan pentingnya praktik berkelanjutan yang menghormati dan menjaga aset alam serta budaya suatu destinasi.

Dalam penelitian yang mereka lakukan, ditemukan bahwa salah satu daerah di Indonesia yang mencerminkan perubahan ini adalah Kabupaten Aceh Jaya, sebuah wilayah yang diberkahi dengan keindahan alam yang luar biasa namun masih relatif belum tersentuh oleh keramaian. Terletak di ujung barat Sumatra, Aceh Jaya memiliki garis pantai yang memukau sepanjang sekitar 160 kilometer, dihiasi dengan pantai-pantai yang masih perawan dan hutan yang lebat. Di antara banyak daya tariknya, Pulau Reusam menonjol sebagai permata tersembunyi dengan potensi ekowisata yang luar biasa.

Terletak di Teluk Rigaih yang tenang, di Kecamatan Setia Bakti, Pulau Reusam menawarkan pelarian damai dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari. Kawasan pantainya yang masih alami, kehidupan laut yang beragam, dan kekayaan ekologis yang luar biasa menjadikan pulau ini kandidat ideal untuk pengembangan ekowisata. Ekowisata, berdasarkan definisinya, adalah model pariwisata yang berupaya menyeimbangkan kebutuhan pengunjung dengan pelestarian alam, menciptakan hubungan harmonis antara aktivitas manusia dan lingkungan. “Ini bukan hanya tentang menikmati alam; ini tentang menghormatinya, belajar darinya, dan memastikan bahwa alam tetap terjaga untuk generasi mendatang,” jelas Izwar.

Prof. Badaruddin, yang turut serta dalam penelitian tersebut, mengemukakan bahwa konsep ekowisata bukan tanpa tantangan. Salah satu hambatan terbesar adalah ancaman degradasi lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab. Polusi, pembuangan sampah sembarangan, dan kerusakan pada ekosistem yang rapuh, seperti terumbu karang, sering kali terjadi di area di mana pariwisata dikelola dengan buruk. Masalah-masalah ini menekankan pentingnya manajemen ekowisata yang efektif, yang memerlukan keseimbangan antara menyambut wisatawan dan melindungi lingkungan.

“Pengalaman negara-negara lain, seperti Honduras, di mana pariwisata telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah, menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia dalam mengembangkan industri ekowisatanya,” kata Prof. Badaruddin.

Wilayah pesisir, seperti yang mengelilingi Pulau Reusam, memainkan peran penting dalam keberhasilan ekowisata. Wilayah-wilayah ini unik karena mewakili interaksi kompleks antara lingkungan laut dan darat, menciptakan ekosistem yang beragam dan rapuh. Wilayah pesisir menawarkan banyak manfaat ekologi dan ekonomi, mulai dari menyediakan habitat bagi berbagai spesies hingga mendukung perikanan dan aktivitas rekreasi. Wilayah ini juga berfungsi sebagai penyangga alami terhadap gelombang badai, membantu penyimpanan karbon, dan meningkatkan kualitas air, menjadikannya penting bagi lingkungan dan komunitas lokal.

Di antara ekosistem pesisir, mangrove menonjol sebagai yang sangat penting. Pohon-pohon unik ini, dengan sistem akar yang rumit, memainkan peran vital dalam menstabilkan garis pantai, mencegah erosi, dan melindungi dari bencana alam seperti tsunami dan topan. Mangrove juga sangat penting untuk menjaga kesehatan ekosistem pesisir yang lebih luas, mendukung keanekaragaman hayati, dan menyediakan habitat pembibitan bagi kehidupan laut. Kemampuan mereka untuk menyerap karbon semakin meningkatkan nilai mereka dalam memerangi perubahan iklim.

Demikian pula, padang lamun atau ekosistem lamun memberikan kontribusi besar bagi lingkungan laut. Padang lamun tidak hanya penting untuk menstabilkan sedimen dan meningkatkan kualitas air, tetapi juga memainkan peran penting dalam siklus karbon dan nutrisi. Padang lamun menyediakan habitat bagi berbagai spesies laut dan mendukung produktivitas terumbu karang serta perikanan, menjadikannya integral bagi kesehatan laut dan mata pencaharian masyarakat yang bergantung padanya.

“Mengingat pentingnya ekologi wilayah pesisir dan ekosistem ini, potensi Pulau Reusam untuk menjadi destinasi wisata syariah ekowisata sangatlah besar. Wisata syariah ekowisata, sebuah konsep yang menggabungkan konservasi lingkungan dengan prinsip-prinsip Islam, menawarkan peluang unik bagi Aceh Jaya untuk mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan dan sesuai dengan budaya setempat. Integrasi nilai-nilai Islam dalam praktik ekowisata dapat meningkatkan pengalaman pengunjung sambil memastikan bahwa lingkungan dan komunitas lokal dihormati dan didukung,” papar Prof. Badaruddin.

Untuk menilai potensi ini, tim peneliti melakukan studi komprehensif yang melibatkan survei terhadap 660 sampel guna mengevaluasi sumber daya alam pulau, kapasitas ekologisnya, serta kelayakan penerapan prinsip-prinsip syariah dalam praktik pariwisatanya. Temuan-temuannya sangat positif, dengan responden yang sepakat bahwa Pulau Reusam memiliki potensi untuk menjadi destinasi wisata syariah ekowisata di Aceh Jaya. Namun, studi ini juga menyoroti beberapa area yang memerlukan perhatian, terutama terumbu karang yang saat ini populer untuk menyelam dan snorkeling tetapi membutuhkan manajemen yang lebih baik untuk mencegah degradasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan Pulau Reusam sebagai destinasi wisata syariah ekowisata memerlukan perencanaan yang matang dan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah lokal, anggota komunitas, dan operator pariwisata. Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk sektor pariwisata, dengan tujuan meningkatkan kontribusinya terhadap PDB, meningkatkan pendapatan devisa, dan memperluas kesempatan kerja. Ekowisata, dengan fokus pada keberlanjutan dan konservasi lingkungan, sejalan dengan tujuan ini dan menawarkan jalan menuju pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang tidak mengorbankan lingkungan.

Kesimpulannya, kisah Pulau Reusam adalah kisah tentang potensi yang luar biasa. Dengan keindahan alamnya yang menakjubkan, keragaman ekologis yang kaya, dan lokasinya yang strategis, pulau ini siap menjadi destinasi terkemuka untuk wisata syariah ekowisata di Indonesia. Namun, mewujudkan potensi ini memerlukan upaya bersama untuk melindungi dan melestarikan ekosistem unik pulau tersebut, sambil memastikan bahwa manfaat pariwisata dibagikan secara adil dengan komunitas lokal. “Dengan mengadopsi prinsip-prinsip ekowisata dan syariah, Pulau Reusam dapat menjadi contoh nyata bagaimana pariwisata dapat menguntungkan sekaligus berkelanjutan, menawarkan pengunjung pengalaman yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga memperkaya dan menghormati alam,” pungkas Prof. Badaruddin.

Saat Indonesia terus menjajaki jalur baru dalam pengembangan pariwisata, Pulau Reusam menjadi pengingat akan pentingnya menyeimbangkan pertumbuhan dengan konservasi. Dengan perencanaan yang cermat dan komitmen terhadap keberlanjutan, Indonesia dapat terus menyambut wisatawan dari seluruh dunia, sambil menjaga kekayaan alam dan budaya yang membuatnya menjadi tempat yang istimewa. Pada akhirnya, kesuksesan Pulau Reusam sebagai destinasi wisata syariah ekowisata tidak hanya akan diukur dari jumlah wisatawan yang datang, tetapi juga dari dampak positif yang dihasilkan terhadap lingkungan dan komunitas lokal, memastikan bahwa pulau yang indah ini tetap menjadi surga bagi generasi mendatang.

SDGs 11SDGs

Detail Paper

JurnalGeoJournal of Tourism and Geosites
JudulPotential of Reusam Island to Become Sharia Ecotourism Area
PenulisIzwar Izwar (1), Badaruddin Badaruddin (2), Miswar Budi Mulya (2), Robert Sibarani (3)
Afiliasi Penulis
  1. Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia
  2. Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia
  3. Program Studi Linguistik, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia

Fitur Aksesibilitas

  • Grayscale

  • High Contrast

  • Negative Contrast

  • Text to Speech

icon

Mengobrol dengan

Halo USU

Halo,
Dengan Layanan Bantuan USU
Ada yang bisa kami bantu hari ini?
- Admin