PIMNAS 34 - Mahasiswa USU teliti Potensi Alam Lokal Untuk Deteksi Kanker





PIMNAS 34 - Mahasiswa USU teliti Potensi Alam Lokal Untuk Deteksi Kanker
Diterbitkan oleh
Bambang Riyanto
Diterbitkan pada
Jumat, 29 Oktober 2021


Salah satu tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Sumatera Utara yang berkompetisi di PIMNAS membuat karya berjudul “Pemanfaatan Kemosensor Film Karbon Nanofiber Dari Batang Kecombrang (Etlingera elatior) Sebagai Material Sensitif Diagnostik Kanker Prostat”.
HUMAS USU - Kanker prostat menempati urutan keenam penyebab kematian di Indonesia dengan nilai mencapai 7,4%. Berangkat dari hal itu, salah satu tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Sumatera Utara yang berkompetisi di PIMNAS membuat karya berjudul “Pemanfaatan Kemosensor Film Karbon Nanofiber Dari Batang Kecombrang (Etlingera elatior) Sebagai Material Sensitif Diagnostik Kanker Prostat”.
Mahasiswa yang tergabung dalam tim PKM tersebut, berasal dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda, yaitu Wardhani Septina Sembiring dan Ilham Prayogo dari Kimia, Dhea Alviolita Warman dari Agribisnis, Muhammad Nuh Alhudawy dari Pendidikan Dokter dan Yoga Pratama dari Fisika. Mereka menyatukan pemikiran dari masing-masing disiplin untuk pembuatan karya ini.
Dengan memanfaatkan potensi alam lokal di Sumatera Utara, Tim yang diketuai oleh Wardhani ini manfaatkan batang kecombrang sebagai bahan material pembuatan sensor untuk alat diagnostik kanker prostat.
Saat diwawancarai oleh Humas USU pada Jumat (29/10/2021), Wardhani menuturkan, Batang kecombrang memiliki kadar selulosa 48,48% yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan thin film.
“Batang kecombrang merupakan potensi lokal di Sumatera Utara tapi belum dimanfaatkan dengan kuat, apalagi jadi bahan material pembuatan sensor. Sedangkan kandungannya ini berpotensi dimanfaatkan sebagai kemosensor,” jelas Mahasiswa Fakultas MIPA itu.
Menurut Wardhani, alat deteksi kanker prostat yang sudah ada sebelumnya memiliki beberapa kekurangan, yakni biaya yang cukup mahal, prosedur yang cukup sulit dan menyakitkan, serta waktu yang dibutuhkan cukup lama. “Sensor yang kami angkat sensor urin jadi nggak perlu melukai pasien untuk mendeteksi dia terkena atau tidak,” tutur Wardhani.
Tak hanya itu, Wardhani juga menjelaskan bahwa inovasi kemosensor thin film ini memiliki keunggulan yakni mudah dilakukan dan lebih sensitif. Materialnya merupakan bahan organik cukup mudah untuk didapatkan dan tidak perlu biaya mahal.
Sebagai bentuk luaran tambahan, Wardhani dan tim sudah mengunggah karya mereka sebagai jurnal. Mereka akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk perbandingan dan produk ini nantinya juga akan dipatenkan.
“Saat presentasi, kami mendapatkan wawasan yang sangat bermanfaatdari dewan juri. Pertanyaannya di luar dugaan tapi memberikan masukan yang sangat berarti bagi perkembangan produk kami,” katanya.
Selama proses penelitian, ada beberapa tahapan yang mereka bagi sesuai disiplin ilmu masing-masing peserta tim.
“Untuk pembuatan alat, proses pembuatan kecombrang sebagai material hingga persiapan dengan sensor urin, kami membagi tugas sesuai disiplin ilmu dan kapasitas masing-masing, ” ucapnya.
Wardhani dan tim menyampaikan rasa bangganya karena USU menjadi tuan rumah PIMNAS 34. Ia juga berterima kasih kepada pihak USU yang sudah membimbing tim-nya. Ia berharap timnya dapat mengharumkan nama USU dengan membawa pulang medali.
Kepada mahasiswa USU, Wardhani berpesan agar mahasiswa terus mengembangkan inovasi dan idenya untuk menghidupkan iklim penelitian di USU. “Kami ingin membagi ilmu ke teman-teman mahasiswa, sehingga inspirasi ini dapat diteruskan sampai ke generasi selanjutnya,” ujarnya.
Author: Irsan Mulyadi - Humas
Interviewee: Wardhani Septina Sembiring - Peserta PIMNAS 34 USU
Photographer: Tim Peneliti - Tim Peneliti