A11Y

HOME

MENU

CARI

PIMNAS 34 - Ilmuan Muda Berdampak Luas Tanggulangi Covid-19

Diterbitkan Pada29 Oktober 2021
Diterbitkan OlehBambang Riyanto
PIMNAS 34 - Ilmuan Muda Berdampak Luas Tanggulangi Covid-19
Copy Link
IconIconIcon

PIMNAS 34 - Ilmuan Muda Berdampak Luas Tanggulangi Covid-19

 

Diterbitkan oleh

Bambang Riyanto

Diterbitkan pada

Jumat, 29 Oktober 2021

Logo
Download

“Peneliti muda dapat mengambil riset terkait Covid-19, dengan menghasilkan pengembangan teknologi kesehatan serta publikasi internasional. Hal ini menjadi rekomendasi kebijakan untuk pemerintah. Karena pada dasarnya kerja sama dalam penanganan masalah kesehatan butuh kerja sama penta helix, di mana ada lima komponen yang bekerja sama. Akademisi, pemerintah, masyarakat sipil, pengusaha, serta media sangat diperlukan perannya untuk mewujudkan lingkungan kesehatan yang baik,” papar Dr Nana.

HUMAS USU - Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-34 Tahun 2021 yang digelar di Universitas Sumatera Utara (USU) juga menampilkan kegiatan kuliah umum. Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Litbangkes Kemenkes) Dr, Drs, Nana Mulyana M Kes, menjadi narasumber pada kuliah umum yang digelar di Gedung Auditorium USU, Jumat (29/10/2021).

Acara tersebut dibuka oleh Wakil Rektor I USU yang juga menjadi Ketua Umum pelaksanaan PIMNAS ke-34 USU tahun 2021 Dr Edy Ikhsan, SH, MA. Dalam sambutannya menyebutkan jika bonus demografi ini merupakan hal yang harus bijak disikapi.

“Bonus demografi bisa membawa benefit dan bisa tidak. Kualitas pemuda kita harus terus kita pantau dan dampingi. Jika dikelola dengan baik, bonus demografi ini dapat menjadi jembatan emas menuju Indonesia maju,” ujar Dr Edy.

Dalam pemaparannya, Dr Nana menyebutkan peran ilmuwan muda dalam pencegahan dan penanganan Covid-19 berdampak luas pada keberhasilan melawan pandemi ini. Generasi muda cenderung memiliki visi yang sama, kepercayaan yang tinggi, kerja sama yang kuat, serta dukungan manajemen yang baik.

“Peneliti muda dapat mengambil riset terkait Covid-19, dengan menghasilkan pengembangan teknologi kesehatan serta publikasi internasional. Hal ini menjadi rekomendasi kebijakan untuk pemerintah. Karena pada dasarnya kerja sama dalam penanganan masalah kesehatan butuh kerja sama penta helix, di mana ada lima komponen yang bekerja sama. Akademisi, pemerintah, masyarakat sipil, pengusaha, serta media sangat diperlukan perannya untuk mewujudkan lingkungan kesehatan yang baik,” paparnya.

Menurutnya jika krisis memberikan kesempatan terbaik untuk berubah, kondisi pandemi Covid-19 telah banyak merubah kebiasaan hidup manusia. Berbagai aktivitas manusia harus mengadopsi protokol kesehatan.

“Covid-19 telah membuat kesehatan prioritas nomor satu. Publik lebih peduli dan menyadari pentingnya kesehatan. Pandemi menyadarkan kita akan pentingnya resiliensi sektor kesehatan. Membuka mata kita akan masalah sistemik yang harus diperbaiki untuk meningkatkan kapasitas dan resiliensi kesehatan. Sistem kesehatan Indonesia saat ini siap untuk transformasi. Karena ini adalah momentum yang tepat,” papar Dr Nana.

Menurutnya, Indonesia masih mempunyai masalah kesehatan yang persisten. Kebiasaan hidup masyarakat Indonesia untuk hidup bersih dan sehat belum menjadi budaya. Masih banyak kebiasaan masyarakat yang tidak menyadari pentingnya kesehatan.

“Peringkat kesehatan Indonesia perlu untuk kita sikapi bersama. Sebagai informasi, Indonesia menjadi peringkat kedua tertinggi beban tuberculosis di dunia. Selain itu, ada 73% jumlah kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular, lebih tinggi daripada Asia Tenggara dengan rerata 60%. 39% dari populasi umur 15 tahun ke atas merokok, tertinggi di antara negara ASEAN,” ujarnya.

Indonesia perlu memperkuat kemampuan mendeteksi dan merespon krisis di masa mendatang. Sistem informasi dan surveilans yang selalu siaga, kapasitas industri, hingga kapasitas dan kapabilitas logistik serta supply chain harus diperkuat menurutnya.

“Mengingat pembelajaran dari Covid-19 dan geografis Indonesia yang rawan bencana, diperlukan pendekatan multisektor yang terkoordinir untuk meningkatkan kesiapan nasional dan daerah dalam menghadapi krisis yang akan datang,” sebut Dr Nana.

Dr Nana mengingatkan peran generasi muda dalam mewujudkan Indonesia maju sangat dibutuhkan. Beberapa hal sederhana dapat dilakukan oleh generasi muda demi membangun Indonesia menjadi lebih baik dan lebih berkualitas.

“Generasi muda dapat menjadi Agen of change, dimana membangun kesadaran yang diperuntukkan kepada masyarakat awam yang kurang memiliki jiwa nasionalisme. Peran sebagai social control, mengajak generasi muda untuk melakukan aksi yang dilatarbelakangi dengan alasan jelas dan memiliki kajian,” tambahnya.

Selain itu, peran generasi muda dapat berwujud Moral force dimana memberikan keteladanan bagi lingkungan sekitar. Generasi muda juga dapt menjadi Future leader untuk menciptakan banyak calon pemimpin yang berkualitas, berwawasan serta berjiwa nasionalisme yang dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

“Mahasiswa bisa menggunakan kampus yang merupakan miniatur negara sebagai tempat belajar sekaligus mempraktekkan birokrasi yang positif melalui organisasi-organisasi yang ada,” katanya.

Acara tersebut dibuka oleh Wakil Rektor I USU yang juga menjadi Ketua Umum pelaksanaan PIMNAS ke-34 USU tahun 2021 Dr Edy Ikhsan, SH, MA. Dalam sambutannya menyebutkan jika bonus demografi ini merupakan hal yang harus bijak disikapi.

“Bonus demografi bisa membawa benefit dan bisa tidak. Kualitas pemuda kita harus terus kita pantau dan dampingi. Jika dikelola dengan baik, bonus demografi ini dapat menjadi jembatan emas menuju Indonesia maju,” ujar Dr Edy.

Pagelaran PIMNAS ke-34 tahun 2021 di USU ini selain menampilkan kuliah umum juga mengadakan lomba poster yang dapat dilihat oleh masyarakat umum di Gedung Pancasila USU. Hadir dalam kuliah umum ini para mahasiswa dan dosen di lingkungan USU. Moderator dalam kegiatan ini Wakil Dekan III Fakultas KesehatanUSU drInke Nadia Diniyanti Lubis, MKed(Ped), SpA, PhD. Kegiatan berakhir dengan serah terima cendramata dan foto bersama.

Image


Author: Roni Hikmah Ramadhan - Humas

Interviewee: Dr, Drs, Nana Mulyana M Kes - Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Litbangkes Kemenkes)

Photographer: Amri Simatupang - Humas

Fitur Aksesibilitas

  • Grayscale

  • High Contrast

  • Negative Contrast

  • Text to Speech

icon

Mengobrol dengan

Halo USU

Halo,
Dengan Layanan Bantuan USU
Ada yang bisa kami bantu hari ini?
- Admin