A11Y

HOME

MENU

CARI

Kuliah Umum “Kependudukan” USU Bahas Peran SDM Menuju Indonesia Emas 2045

Diterbitkan Pada28 Oktober 2025
Diterbitkan OlehBambang Riyanto, S.S., M.Si
Kuliah Umum “Kependudukan” USU Bahas Peran SDM Menuju Indonesia Emas 2045
Copy Link
IconIconIcon

Kuliah Umum “Kependudukan” USU Bahas Peran SDM Menuju Indonesia Emas 2045

 

Diterbitkan oleh

Bambang Riyanto, S.S., M.Si

Diterbitkan pada

Selasa, 28 Oktober 2025

Logo
Download


“Kesiapan sumber daya manusia menjadi kunci utama agar bonus demografi dapat menjadi peluang, bukan tantangan,” ujar Wakil Dekan FISIP I USU.

HUMAS USU - Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar Kuliah Umum bertajuk “Kependudukan” di Gelanggang Mahasiswa USU, Jumat (24/10/2025).
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Prof. Budi Setiyono, S.Sos., M.Pol.Admin., Ph.D. (Sekretaris Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga / Sekretaris Utama BKKBN) dan Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS. (Dosen Departemen Keperawatan Komunitas USU).

Kuliah umum juga diikuti secara virtual oleh Universitas Sari Mutiara Indonesia dan dihadiri oleh Arif Nuryawan, S.Hut., M.Si., Ph.D., selaku Sekretaris Direktorat Internasionalisasi dan Kemitraan Global USU.

Dalam sambutannya, Wakil Dekan I FISIP USU, Dr. Husni Thamrin, S.Sos., MSP., menyebut bahwa isu generasi emas menjadi tema strategis yang perlu dikaji dalam konteks pembangunan bangsa. Ia menilai bahwa bonus demografi 2045 merupakan momentum besar bagi Indonesia untuk melahirkan generasi unggul dengan kapasitas dan kualitas tinggi.

“Kesiapan sumber daya manusia menjadi kunci utama agar bonus demografi dapat menjadi peluang, bukan tantangan,” ujarnya.

Sementara itu, Prof. Budi Setiyono menyoroti pentingnya arah kebijakan pembangunan kependudukan yang terukur dan berkelanjutan. Ia menjelaskan bahwa BKKBN tengah menyusun Green Design Pembangunan Kependudukan serta Peta Jalan Pembangunan Pemerintah untuk menyeimbangkan pertumbuhan penduduk, kebutuhan tenaga kerja, dan sumber daya nasional.

“Seluruh komponen, mulai dari pemerintah, swasta, hingga perguruan tinggi, harus bergerak dalam ritme yang selaras agar pembangunan berwawasan kependudukan dapat berjalan efektif,” jelasnya.

Prof. Budi juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam perencanaan keluarga sebagai pondasi kesejahteraan sosial. Menurutnya, perencanaan yang matang dapat mencegah munculnya permasalahan sosial seperti keluarga disfungsional.

Melalui program Konsorsium Perguruan Tinggi Peduli Kependudukan (PTPK), BKKBN memperkuat kolaborasi dengan perguruan tinggi untuk mendorong pemerataan pembangunan berbasis kependudukan di berbagai daerah.

Selanjutnya, Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS., menegaskan bahwa upaya menuju Indonesia Emas 204 bergantung pada tiga pilar utama: keluarga, kesehatan, dan produktivitas. Ia menilai keluarga sebagai fondasi pertama pembentukan karakter dan kualitas generasi muda.

“Keluarga adalah ruang pertama tempat anak belajar menjadi manusia yang sehat, produktif, dan berkarakter,” ungkapnya.

Fitur Aksesibilitas

  • Grayscale

  • High Contrast

  • Negative Contrast

  • Text to Speech

icon

Mengobrol dengan

Halo USU

Halo,
Dengan Layanan Bantuan USU
Ada yang bisa kami bantu hari ini?
- Admin