Propolis: Obat Kuno dengan Potensi Modern





Propolis: Obat Kuno dengan Potensi Modern
Diterbitkan oleh
dr. Steven Tandean M.Ked(Neurosurg), SpBS
Diterbitkan pada
Jumat, 16 Agustus 2024


Temukan manfaat luar biasa dari propolis, zat resin yang dikumpulkan lebah dari pohon dan sumber botani lainnya. Dari sifat antibakteri, antivirus, dan antiinflamasi, hingga peran propolis dalam pengobatan tradisional dan penelitian modern, artikel ini mengungkap keajaiban alam ini dan potensi terapeutiknya untuk melawan peradangan dan penyakit. Pelajari bagaimana propolis dapat mendukung kesehatan dan kesejahteraan Anda serta dampaknya pada ekosistem.
Propolis, zat resin yang dikumpulkan oleh lebah dari tunas pohon dan sumber botani lainnya, telah lama dikenal sebagai salah satu keajaiban alam yang tersembunyi. Di dalam setiap sarang lebah, propolis digunakan untuk menutup celah dan melindungi sarang dari penyusup serta infeksi. Bahan alami ini memiliki sejarah panjang dalam pengobatan tradisional berbagai budaya, digunakan untuk merawat luka, infeksi, dan berbagai penyakit lainnya. Kini, ilmu pengetahuan modern telah membuktikan bahwa propolis memang memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa, termasuk sifat antibakteri, antivirus, antijamur, antiparasit, antioksidan, dan antiinflamasi.
Bayangkan lebah-lebah pekerja kecil yang rajin mengumpulkan resin dari pepohonan di hutan dan ladang. Mereka mencampurkan resin ini dengan enzim dari air liur mereka sendiri, menciptakan propolis yang lengket dan penuh manfaat. Propolis ini kemudian digunakan oleh lebah untuk melindungi sarang mereka, membuatnya hampir bebas dari bakteri dan virus. Tak heran jika propolis juga dapat digunakan oleh manusia untuk melawan berbagai macam penyakit.
Rahasia dari efek terapeutik propolis yang kuat terletak pada komposisi kimianya yang kompleks. Propolis kaya akan metabolit sekunder tanaman, seperti fenolik dan terpenoid, yang berkontribusi pada berbagai manfaat kesehatannya. Senyawa-senyawa ini bekerja secara sinergis untuk memodulasi sistem kekebalan tubuh, menghambat, dan menurunkan jalur inflamasi serta sitokin kunci. Dengan demikian, propolis tidak hanya membantu melawan infeksi tetapi juga mengurangi peradangan, faktor umum yang mendasari banyak penyakit kronis.
Keajaiban manfaat propolis membangkitkan semangat para peneliti, seperti Felix Zulhendri, Ronny Lesmana, Andreas Christoper, Auliya A. Suwantika, Rizky Abdula, dan Nasrul Wathoni (Universitas Padjajaran, Indonesia), Steven Tandean dan Ilham Irsyam (Universitas Sumatera Utara, Indonesia), serta Kavita Chandrasekaran (Telengana, India), untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Salah satu manfaat propolis yang paling menarik adalah kemampuannya untuk mengurangi peradangan. Peradangan adalah respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, tetapi peradangan kronis dapat menyebabkan berbagai penyakit serius, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan kanker.
Tak hanya itu, propolis juga mampu menurunkan angiogenesis inflamasi, yaitu pembentukan pembuluh darah baru yang dapat memicu peradangan kronis. Selain itu, propolis memodulasi aktivitas sel inflamasi dengan mengurangi mastosit dan meningkatkan makrofag. “Bayangkan bagaimana propolis bekerja dalam tubuh kita seperti seorang ahli strategi perang yang cerdas, mengatur pasukan kekebalan tubuh untuk melawan infeksi dan mengurangi peradangan,” jelas Felix.
Namun, propolis tidak hanya memiliki satu jenis saja. Aktivitas bioaktif propolis bervariasi tergantung pada asal geografisnya, karena daerah yang berbeda menghasilkan propolis dengan profil kimia yang berbeda. Misalnya, propolis Tetragonula carbonaria dari Australia mengandung senyawa seperti asam galat, O-metil-aromadendrin, dihidroksidihidroflavon, dan flavon, yang telah terbukti menghambat produksi leukotriena LTB4. Sementara itu, propolis Brasil kaya akan formononetin, vestitol, neovestitol, biochanin A, quercetin, liquiritigenin, isoliquiritigenin, dan daidzein, yang mengurangi produksi NO dan sitokin proinflamasi pada makrofag.
Lebih lanjut, Felix menjelaskan bahwa selain dari Australia dan Brasil, propolis dari berbagai sumber geografis lainnya, termasuk Kamerun, Ghana, Indonesia, Inggris, Cina, Iran, Italia, Korea, Malaysia, dan Turki, juga menunjukkan aktivitas antiinflamasi yang signifikan. Ekstrak etanol dari daerah-daerah ini telah menunjukkan pengurangan yang cukup besar pada sitokin proinflamasi seperti TNF-α, IL-1β, dan IL-6. Keragaman geografis dalam senyawa bioaktif ini menyoroti pentingnya mendapatkan propolis dari berbagai daerah untuk sepenuhnya memanfaatkan potensinya yang terapeutik.
Dengan berbagai penelitian yang terus dilakukan, propolis semakin menonjol sebagai obat alami dengan berbagai manfaat kesehatan. Melalui berbagai mekanisme aksi, propolis memodulasi peradangan dengan menghambat dan menurunkan jalur inflamasi serta sitokin kunci. Ini menjadikan propolis sebagai bahan baku yang menjanjikan untuk pengembangan produk farmasi dan nutraseutikal baru.
“Misalnya, bayangkan suatu hari nanti Anda bisa mendapatkan suplemen propolis yang diformulasikan khusus untuk mengatasi peradangan kronis atau bahkan sebagai tambahan dalam pengobatan penyakit autoimun. Dengan terus diungkapnya senyawa bioaktif yang beragam dalam propolis dari berbagai daerah, potensinya sebagai agen terapeutik akan semakin berkembang, menawarkan harapan baru untuk pengobatan kondisi inflamasi dan lainnya,” papar Felix.
Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin Anda sudah sering menjumpai produk propolis dalam bentuk suplemen makanan, permen, atau salep. Namun, dengan penemuan-penemuan baru yang terus bermunculan, kita mungkin akan melihat lebih banyak lagi inovasi dalam cara propolis digunakan dan diintegrasikan ke dalam produk-produk kesehatan dan kebugaran. Misalnya, propolis bisa menjadi bahan utama dalam produk perawatan kulit untuk mengatasi jerawat atau iritasi kulit, atau bahkan sebagai bahan dalam pasta gigi untuk menjaga kesehatan mulut.
Felix menambahkan bahwa propolis juga membawa dampak positif bagi ekosistem. Lebah yang mengumpulkan resin untuk membuat propolis juga membantu penyerbukan tanaman, yang penting bagi keberlanjutan banyak ekosistem. Dengan mendukung produk-produk berbasis propolis, kita juga turut mendukung kelangsungan hidup lebah dan ekosistem yang mereka bantu pelihara.
“Pastikan untuk memilih produk yang berkualitas dan berasal dari sumber yang terpercaya. Selalu periksa label dan cari tahu asal-usul propolis yang digunakan dalam produk tersebut. Meskipun propolis umumnya aman digunakan, beberapa orang mungkin memiliki alergi terhadap produk lebah, jadi selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memulai penggunaan propolis, terutama jika Anda memiliki riwayat alergi,” pungkas Felix.
Propolis adalah salah satu contoh sempurna bagaimana alam menyediakan solusi luar biasa untuk masalah kesehatan kita. Dari sarang lebah hingga laboratorium modern, perjalanan propolis sebagai obat alami yang ampuh adalah kisah yang menarik tentang ilmu pengetahuan, inovasi, dan kekuatan alam. Dengan semakin banyaknya penelitian dan pengembangan, masa depan propolis sebagai agen terapeutik tampak cerah, menjanjikan harapan baru bagi pengobatan penyakit inflamasi dan lainnya.
Detail Paper
- Center of Excellence in Higher Education for Pharmaceutical Care Innovation, Universitas Padjadjaran, Bandung 45363, Indonesia
- Kebun Efi, Kabanjahe 22171, Indonesia
- Physiology Division, Department of Biomedical Sciences, Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran, Bandung 45363, Indonesia
- Biological Activity Division, Central Laboratory, Universitas Padjadjaran, Bandung 45363, Indonesia
- Department of Neurosurgery, Faculty of Medicine, Universitas Sumatera Utara, Medan 20222, Indonesia
- Postgraduate Program of Medical Science, Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran, Bandung 45363, Indonesia
- Peerzadiguda, Uppal, Hyderabad 500039, Telangana, India
- Department of Orthopaedics and Traumatology, Faculty of Medicine, Universitas Sumatera Utara, Medan 20222, Indonesia
- Department of Pharmacology and Clinical Pharmacy, Faculty of Pharmacy, Universitas Padjadjaran, Bandung 45363, Indonesia
- Department of Pharmaceutics and Pharmaceutical Technology, Faculty of Pharmacy, Universitas Padjadjaran, Sumedang 45363, Indonesia
- Research Center of Biopolymers for Drug and Cosmetic Delivery, Bandung 45363, Indonesia