USU-UIII Lakukan Benchmarking dalam Tata Kelola Perencanaan dan Keuangan





USU-UIII Lakukan Benchmarking dalam Tata Kelola Perencanaan dan Keuangan
Diterbitkan oleh
Bambang Riyanto
Diterbitkan pada
Minggu, 23 Februari 2025


"Arahan dari pak rektor supaya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tahun 2025 ini adalah kegiatan-kegiatan yang betul-betul produktif," jelas Wahyu.
HUMAS USU - Universitas Sumatera Utara (USU) menerima kunjungan dari Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) dalam rangka benchmarking terkait tata kelola perencanaan dan keuangan. Pertemuan ini menjadi ajang pertukaran informasi dan pengalaman antara kedua institusi dalam mengelola keuangan dan perencanaan strategis di lingkungan akademik. Kegiatan berlangsung di IMTGT Lantai 2 Biro Rektor pada Jumat, (21/02/2025)
Sekretaris Badan Evaluasi Program Prioritas USU, Dr. Wahyu Ario Pratomo SE., M.Ec. menjelaskan bahwa meskipun efisiensi tidak menjadi fokus utama dalam diskusi, USU telah mulai menerapkan penghematan dalam penyusunan rencana kegiatan anggaran tahun 2025. Langkah ini sejalan dengan arahan Rektor USU, Prof. Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si yang menekankan bahwa kegiatan pada tahun terakhir kepemimpinannya harus produktif dan berkontribusi langsung terhadap pencapaian target universitas.
"Arahan dari pak rektor supaya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tahun 2025 ini adalah kegiatan-kegiatan yang betul-betul produktif," jelas Wahyu.
Terkait kebijakan keuangan, Wahyu Ario menegaskan bahwa tidak ada rencana untuk menaikkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) tahun ini. Penerimaan universitas akan dioptimalkan melalui kerja sama dengan pihak eksternal, hibah dari pemerintah daerah, serta pengembangan usaha universitas yang mulai bergerak untuk menambah pemasukan di luar UKT.
"Kita tidak merencanakan untuk peningkatan UKT tahun ini," ujar Wahyu.
Sementara itu, perwakilan Direktorat Perencanaan Keuangan UIII, Ahmad Nawawi, S.E., M.M, mengungkapkan bahwa tujuan utama kunjungan ini adalah untuk melakukan benchmarking terhadap tata kelola USU, mengingat UIII baru berdiri pada tahun 2018 dan mulai beroperasi pada 2020 sehingga masih menghadapi berbagai tantangan dalam pengelolaan institusi. USU, sebagai salah satu universitas besar dengan 42 ribu mahasiswa, dinilai memiliki sistem tata kelola yang dapat menjadi referensi bagi UIII.
“Tata kelolanya seperti apa mungkin bisa kami adop sebagian untuk di kami, kira2 begitu,” ujarnya.
Selain berbagi pengalaman, kedua institusi juga membuka peluang kerja sama lebih lanjut, baik di bidang akademik maupun non-akademik. UIII bahkan mempertimbangkan untuk menjalin Memorandum of Understanding (MoU) dengan USU, yang akan dibahas lebih lanjut di tingkat pimpinan universitas.
"Tidak menutup kemungkinan kami bisa MOU sekalian dengan USU, nanti bisa dikomunikasikan dengan pimpinan ataslah nanti," ujar Ahmad.