USU Tambah Empat Guru Besar Tetap





USU Tambah Empat Guru Besar Tetap
Diterbitkan oleh
Bambang Riyanto
Diterbitkan pada
Kamis, 10 Februari 2022


“USU akan terus menerus membenahi dan meningkatkan layanan Tugas Tri Darma sebagai indikator pemenuhan penilaian mendapatkan jabatan fungsional sebagai Guru Besar,” kata rektor.
HUMAS USU - Universitas Sumatera Utara (USU) kembali mengukuhkan empat guru besar tetap. Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap tersebut diadakan di Auditorium USU dan disiarkan melalui YouTube, Kamis (10/02/2022).
Adapun keempat guru besar yang dikukuhkan ialah Prof. Dr. Dra. Rohani Ganie, M.Hum, Prof. Dr. Dra. Deliana, M.Hum, dan Prof. Dr. Drs. Jonner Hasugian, M.Si dari Fakultas Ilmu Budaya serta Prof. Dr. dr. Elmeida Effendy, M.Ked., Sp.KJ (K) dari Fakultas Kedokteran.
Rektor USU Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si mengatakan, USU saat ini memiliki 175 orang Guru Besar. Jumlah ini harus terus ditambah untuk memenuhi persyaratan jumlah Guru Besar sebagai indikator yang ditetapkan dalam menilai kualitas Tri Darma Perguruan Tinggi.
“USU akan terus menerus membenahi dan meningkatkan layanan Tugas Tri Darma sebagai indikator pemenuhan penilaian mendapatkan jabatan fungsional sebagai Guru Besar,” kata rektor.
Menurut rektor, peran Guru Besar sangat penting dalam program Adaptasi Tri Darma ini untuk menjadi role model dalam membina dosen lainnya melakukan riset, menulis artikel hingga terbit di jurnal internasional bereputasi atau memiliki satu produk inovasi
“Kita sangat berharap program pendampingan perlu dilakukan oleh satu orang Guru Besar untuk menghasilkan kegiatan Tri Darma bagi dosen lainnya dalan hal riset, publikasi, dan inovasi yang berkualitas sehingga bisa memiliki AD Scientist Index yang baik,” tuturnya.
Dr. Muryanto berharap, Guru Besar melalui Dewan Guru Besar mendukung kebijakan USU agar capaian Indikator Kinerja Utama dapat memenuhi gold standard dan pemeringkatan di WUR dapat diraih secara bertahap menuju 500 QS WUR.
Salah satu guru besar yang dikukuhkan, Prof. Dr. dr. Elmeida Effendy, M.Ked., Sp.KJ (K), menyampaikan pidato pengukuhan berjudul “Optimalisasi Telepsikiatri dalam Sinergisme Aspek Tridarma Perguruan Tinggi di Era Society 5.0”.
Prof. Elmeida menyampaikan, telepsikiatri telah dikenal jauh sebelum masa pandemi Covid-19, namun semakin populer dan lebih luas digunakan selama situasi pandemi, terutama pada era Society 5.0.
“Pemanfaatan teknologi bukan hanya mengakses pendidikan, tetapi bersinergi dengan skill lain yang ke depannya akan berguna baik dalam aktualisasi diri yang semuanya akan mendukung laju pendidikan,” jelasnya.
Oleh karena itu, Prof. Elmeida mengatakan, opimalisasi telepsikiatri ini berperan dalam memenuhi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
“Sudah sepatutnya, telepsikiatri menjadi bagian sinergis dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. Dra. Deliana, M.Hum menyampaikan pidato berjudul “Signifikansi Critical Thinking dalam Peningkatan Keterampilan Berbahasa Inggris”. “Mempelajari bahasa adalah proyek jangka panjang. Kemampuan keterampilan dibangun dengan landasan yang kuat, tekun dan fokus,” tuturnya.
Ia menyampaikan, proses pembelajaran bahasa Inggris perlu meningkatkan critical reading, critical writing, creating speaking, dan critical listening.
“Berpikir kritis membutuhkan waktu dan latihan, semakin dosen aktif melakukannya, semakin meningkat ketajaman berpikir kritis mahasiswa,” ujarnya.
Author: Bambang Riyanto - Humas
Interviewee: Dr. Muryanto Amin - Rektor
Photographer: Amri Simatupang dan Muhammad Andriansyah - Humas