USU - KND Perkuat Komitmen Wujudkan Kampus yang Inklusif




USU - KND Perkuat Komitmen Wujudkan Kampus yang Inklusif
Diterbitkan oleh
Bambang Riyanto
Diterbitkan pada
Kamis, 20 Maret 2025


"Unit layanan disabilitas ini akan kita buat dan akan kita realisasi, ya, karena sesuatu keharusan untuk institusi pendidikan tinggi," jelas Prof. Fidel.
HUMAS USU - Universitas Sumatera Utara (USU) terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif bagi penyandang disabilitas. Hal ini diperkuat dengan kerja sama antara USU dan Komisi Nasional Disabilitas (KND) yang telah berlangsung sejak tahun 2022. Dalam forum diskusi yang berlangsung pada Selasa, (18/03/2025) di Ruang Senat Akademik, kedua pihak menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) guna meningkatkan aksesibilitas pendidikan tinggi bagi mahasiswa disabilitas.
Berdasarkan data KND, sebanyak 27.877.645 penduduk Indonesia mengalami disabilitas, namun hanya 115 perguruan tinggi yang memiliki Unit Layanan Disabilitas (ULD). Sementara itu, dari 291 perguruan tinggi yang menerima mahasiswa disabilitas, total jumlah mahasiswa penyandang disabilitas baru mencapai 3.655 orang.
Dalam sambutannya, Sekretaris USU, Prof. Dr. dr. Muhammad Fidel Ganis Siregar, M.Ked(OG), Sp.O.G, Subsp.F.E. mengatakan sejak menjalin kerja sama dengan KND, USU telah membangun berbagai fasilitas ramah disabilitas, baik di tingkat rektorat maupun beberapa fakultas. Ia menyatakan bahwa USU berupaya menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, setara, dan mendukung pertumbuhan akademik serta personal bagi mahasiswa disabilitas.
"Layanan bagi mahasiswa disabilitas ini merupakan suatu komitmen yang harus kita bangun," ujar SU.
SU juga mengatakan USU tengah menyiapkan anggaran khusus untuk pengembangan fasilitas dan layanan terkait disibalitias yang lebih baik.
"Unit layanan disabilitas ini akan kita buat dan akan kita realisasi, ya, karena sesuatu keharusan untuk institusi pendidikan tinggi," jelas SU.
Komisioner KND Republik Indonesia, Dr. Rachmita Maun Harahap, ST., M.Sn, mengapresiasi langkah USU dalam membangun fasilitas inklusif dan menerima mahasiswa disabilitas fisik. Rachmita mengatakan telah melakukan pemantauan dan sosialisasi terkait perspektif disabilitas di lingkungan kampus termasuk di Fakultas Teknik USU. Namun, ia berharap ke depan USU juga membuka peluang bagi mahasiswa dengan ragam disabilitas lain, seperti tuli, tuna netra, intelektual, dan mental. Selain itu, ia menyoroti masih adanya infrastruktur yang belum sepenuhnya aksesibel, seperti ketersediaan lift bagi pengguna kursi roda.
"Kalo disabilitas fisik ringan mungkin sudah ramah terhadap disabilitas, tapi kalau untuk pengguna kursi roda mungkin agak sulit tahapannya, belum ada akses lift karena masih menggunakan tangga," ujar Rachmita.
Lebih lanjut, KND juga mendorong agar USU memasukkan kurikulum inklusif di beberapa jurusan. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 48 Tahun 2023 tentang Akomodasi yang Layak (AYL) untuk peserta didik penyandang disabilitas pada satuan pendidikan anak usia dini formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
"Termasuk ada kurikulum-kurikulum tambahan seperti kurikulum pilihan. Contoh kalau ada jurusan pendidikan itu harus ada kurikulum mata kuliah penelitian inklusif," jelas Rachmita.
Sebagai bentuk dukungan terhadap inklusi pendidikan, KND membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk mengikuti program magang di lembaga tersebut. Melalui kerja sama ini, USU dan KND berharap dapat terus memperkuat komitmen dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan setara bagi seluruh mahasiswa.