A11Y

HOME

MENU

CARI

Rasyid Hafiz, 1st Winner Adobe Certified Professional Nation

Diterbitkan Pada10 Juli 2023
Diterbitkan OlehBambang Riyanto
Rasyid Hafiz, 1st Winner Adobe Certified Professional Nation
Copy Link
IconIconIcon

Rasyid Hafiz, 1st Winner Adobe Certified Professional Nation

 

Diterbitkan oleh

Bambang Riyanto

Diterbitkan pada

Senin, 10 Juli 2023

Logo
Download

Salah satu mahasiswa Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (Fasilkom) USU mengharumkan nama USU di tingkat nasional. Rasyid Hafiz, meraih 1ST Winner Adobe Certified Professional National Championship yang digelar oleh Adobe Certified Professional bersama My Edu Solve. Tidak tanggung-tanggung, capaian ini menjadikan Rasyid -nama akrab- menjadi perwakilan tunggal Indonesia pada kompetisi serupa tingkat Internasional di Florida, Amerika Serikat.

Talenta mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) setiap tahun selalu menunjukkan prestasi yang membanggakan. Berbagai kompetisi dan kegiatan lain semacamnya selalu mendapat perhatian dan antusiasme bagi para mahasiswa. Tidak mengherankan dari berbagai perlombaan tersebut, mahasiswa USU kerap meraih predikat juara baik ditingkat nasional maupun internasional. Bidang yang diperlombakan juga beragam, mulai dari sains, sosial, aplikasi keilmuan, olahraga, hingga seni.


Terbaru, salah satu mahasiswa Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (Fasilkom) USU mengharumkan nama USU di tingkat nasional. Rasyid Hafiz, meraih 1ST Winner Adobe Certified Professional National Championship yang digelar oleh Adobe Certified Professional bersama My Edu Solve. Tidak tanggung-tanggung, capaian ini menjadikan Rasyid -nama akrab- menjadi perwakilan tunggal Indonesia pada kompetisi serupa tingkat Internasional di Florida, Amerika Serikat.


Rasyid menjadi juara di antara 212 peserta yang berasal dari 87 sekolah dan perguruan tinggi se-Indonesia. Setelah melewati babak final 30 besar, dewan juri menetapkan karya Rasyid sebagai yang terbaik. Karyanya dinilai memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam ajang yang mengangkat tema Explore Potential, Expose Greatness tersebut. Rangkaian perlombaan berlangsung selama satu minggu dengan melewati beberapa tahapan, yakni sertifikasi, submisi, lomba, hingga final.


Konsep lomba yang menerapkan client based menurutnya menjadi tantangan tersendiri dalam sebuah perlombaan bidang desain. Konsep ini mengharuskan seluruh peserta menciptakan sebuah poster sesuai dengan permintaan dan kriteria yang ditetapkan oleh klien. Turun Tangan, sebuah wadah untuk generasi muda menyalurkan bakat dan ketertarikan pada bidang politik dan sosial menjadi klien yang tantangannya harus dijawab oleh seluruh peserta.


Tantangan Turun Tangan dibabat oleh Rasyid dengan menciptakan sebuah poster yang memiliki makna yang dalam. Mengangkat tema poster yakni ‘Think Big, Start Small, Act Now’, Rasyid mampu menyampaikan seruan untuk kaum muda agar bergerak dan memberikan kontribusi pada bangsa dan negara. Poster tersebut dinilai dewan juri mampu menyampaikan pesan secara efektif pada konsumen. Paduan warna kuning, merah, serta putih dikombinasikan oleh Rasyid di dukung oleh tata letak, hirarki, serta jenis huruf yang digunakan.


Poster tersebut ia balut dengan deskripsi yang mengiringi, yakni ‘Untuk menjadi pemimpin yang baik, kita harus menjadi warga sipil yang baik." Turun Tangan memiliki tujuan untuk menghasilkan pemimpin yang berkualitas dengan melakukan kegiatan sosial, politik, dan membuka ruang diskusi bagi masyarakat. Turun Tangan percaya bahwa anak muda harus berkontribusi lebih banyak dalam politik dan menjadi pemimpin, serta memiliki kualitas kepemimpinan yang setara dengan generasi yang lebih tua’.


Mewakili Indonesia di Amerika Serikat menurutnya merupakan sebuah tanggung jawab besar. Ia tidak menyangka akan meraih kesempatan ini. Sebelumnya ia sempat merasa minder saat penilaian di final, ketika nomor antrian presentasinya berada di posisi terakhir. Rasyid menyaksikan peserta lain melakukan presentasi atas karya mereka. Perlahan ia menemukan titik kepercayaan dirinya kembali dengan menguatkan diri untuk fokus memberikan yang terbaik. Terlebih waktu yang diberikan hanya 3 menit untuk presentasi membutuhkan konsentrasi yang tinggi.


Sebelumnya, Rasyid juga baru saja kembali dari Austria sebagai peraih kesempatan pertukaran mahasiswa oleh Erasmus+ International Credit Mobility (ICM) Awardee to Austria. Selain itu ia juga meraih 2nd Winner UX Challenge At 4c Virtuality National Competition, Pendanaan PKM-KC Kemendikbud, University Best Idea Erasmus+ Inspire Competition, serta Leading Innovation Award By World Innovation Competition And Exhibition.


Mahasiswa yang berasal dari Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat ini menceritakan jika ia telah terbiasa dengan dunia desain. Ia menyebut dirinya sebagai desainer keluarga. Aktivitas Sang Ayah dalam bermasyarakat, sering memanfaatkan kemampuan Rasyid untuk keperluan poster, spanduk, hingga baliho. Hal ini terus berlanjut saat ia duduk di bangku perkuliahan yang selalu mendapat bagian desain atas kegiatan yang dilaksanakan. Dunia desain seakan terus menyelimuti dirinya sehingga sudah terkenal sebagai “kang desain” diantara teman-temannya.

Rasyid menyampaikan jika ia tidak menyangka dukungan dan perhatian dari berbagai pihak begitu besar atas pencapaian tersebut. Informasi yang ia peroleh dari penyelenggara kegiatan menyebutkan mereka tidak memberikan akomodasi baginya untuk mengikuti lomba tingkat internasional. Hal ini sempat membuat dirinya kebingungan dalam mencari sponsor untuk menganggulangi akomodasinya ke negeri Paman Sam. Alhasil, USU mengambil peran sebagai sponsor utama setelah isu ini dikomunikasikan olehnya ke pihak fakultas.


Info tidak adanya sponsor tersebut ternyata telah ia pendam hampir satu bulan sejak pengumuman pemenang. Rasyid mengakui dirinya memiliki anxiety disorder yang menjadikannya sangat mudah cemas dan khawatir. Isu kesehatan mental itu juga membuat Rasyid sering merasa sendiri dan tidak ada yang mempedulikan dirinya. Namun, anggapan itu berubah ketika ia melihat bagaimana kampus mendukung perjuangannya tersebut. Pelajaran berharga baginya jika komunikasi menjadi kunci atas setiap permasalahan yang dihadapi.


Pelajaran itu juga ia tekankan kepada mahasiswa USU lainnya untuk selalu membuka komunikasi kepada pihak kampus atas segala kegiatan yang diikuti agar mendapat dukungan. Ia mengajak mahasiswa USU untuk tidak patah semangat meraih mimpi dan berjuang. Menurutnya, menjadi mahasiswa adalah momen terbaik untuk mewujudkan eksistensi dan mengembangkan potensi diri. Pengalaman ini menjadi bekal untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia setelah lulus perkuliahan. Begitu juga dengan Rasyid. Pencapaian ini membuat dirinya semakin percaya diri untuk mengenyam pendidikan lanjut di salah satu perguruan tinggi terkemuka di bidang interaksi desain di Finlandia. (RR)

 


Author: Roni Hikmah Ramadan - Staf Humas

Interviewee: Rasyid - mahasiswa

Photographer: Istimewa - Istimewa

Fitur Aksesibilitas

  • Grayscale

  • High Contrast

  • Negative Contrast

  • Text to Speech

icon

Mengobrol dengan

Halo USU

Halo,
Dengan Layanan Bantuan USU
Ada yang bisa kami bantu hari ini?
- Admin