A11Y

HOME

MENU

CARI

PUI-BAMBU USU Gelar The 1st International Conference on Bamboo, Forestry Resources, and Application (IC-BaFoRa) 2025

Diterbitkan Pada08 September 2025
Diterbitkan OlehBambang Riyanto, S.S., M.Si
PUI-BAMBU USU Gelar The 1st International Conference on Bamboo, Forestry Resources, and Application (IC-BaFoRa) 2025
Copy Link
IconIconIcon

PUI-BAMBU USU Gelar The 1st International Conference on Bamboo, Forestry Resources, and Application (IC-BaFoRa) 2025

 

Diterbitkan oleh

Bambang Riyanto, S.S., M.Si

Diterbitkan pada

Senin, 08 September 2025

Logo
Download

“Isu konferensi kita merupakan hal yang sangat penting dan krusial. Bambu menawarkan berbagai solusi yang sejalan dengan SDGs PBB. Kepada seluruh peserta, mari kita wujudkan dua hari ke depan menjadi lebih dari sekadar pertukaran ide, tetapi juga menghasilkan kolaborasi penelitian baru, rekomendasi kebijakan, inovasi bisnis, serta program pemberdayaan masyarakat yang dapat memberi solusi nyata di dunia,” tutur WR III USU.

HUMAS USU – Center of Excellence for Bamboo Science and Technology Universitas Sumatera Utara (PUI-BAMBU USU) menggelar The 1st International Conference on Bamboo, Forestry Resources, and Application (IC-BaFoRa) 2025 dengan tema Bamboo and Forestry for Climate Change Adaptation and Mitigation. Kegiatan berlangsung di Hotel Grandhika Medan, pada Rabu (03/09/2025).

Konferensi ini menghadirkan pembicara utama dari Malaysia, Tiongkok, India, dan Indonesia. Selain itu, terdapat pemaparan sejumlah makalah penelitian yang mencakup enam bidang kajian, hasil-hasil inovatif dari komunitas ilmiah, aplikasi praktis untuk industri, serta implikasi kebijakan. Prosiding konferensi akan dipublikasikan melalui IOP Publishing dengan artikel pilihan yang akan terbit di jurnal terindeks Scopus.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor III USU, Prof. Dr. Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan, S. Si., M. Si., Apt. menilai tema konferensi ini sangat relevan dengan isu perubahan iklim. Ia menyebut bambu sebagai sumber daya cepat terbarukan yang berperan penting dalam penyerapan karbon, pencegahan erosi, pengganti kayu, sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat. Melalui PUI-BAMBU USU, potensi bambu dinilai mampu mendukung pencapaian Sustainable Development Goals serta membuka peluang kolaborasi riset global. Ia berharap konferensi ini menghasilkan solusi nyata bagi lingkungan, industri, maupun masyarakat.

“Isu konferensi kita merupakan hal yang sangat penting dan krusial. Bambu menawarkan berbagai solusi yang sejalan dengan SDGs PBB. Kepada seluruh peserta, mari kita wujudkan dua hari ke depan menjadi lebih dari sekadar pertukaran ide, tetapi juga menghasilkan kolaborasi penelitian baru, rekomendasi kebijakan, inovasi bisnis, serta program pemberdayaan masyarakat yang dapat memberi solusi nyata di dunia,” tuturnya.

Ketua Panitia IC-BaFoRa 2025 sekaligus Kepala PUI-BAMBU USU, Dr. Ir. Samsuri, S.Hut., M.Si., IPM., ASEAN Eng., menjelaskan bahwa Indonesia menargetkan penurunan emisi hingga 30% sehingga pemanfaatan bambu menjadi sangat relevan. Ia menambahkan, bambu juga berpotensi menjadi alternatif pengganti kayu yang ketersediaannya semakin terbatas, sekaligus dapat dimanfaatkan untuk konstruksi maupun bahan biofarmaka.

“Indonesia punya ambisi untuk menurunkan emisi 30%. Bambu adalah salah satu spesies yang memiliki tingkat pertumbuhan yang sangat cepat, sehingga untuk mendapatkan bambu dalam jumlah yang cukup besar tidak memerlukan waktu yang lama dan ini sangat relevan dengan tuntutan tadi. Bambu juga potensial untuk menggantikan kayu, dan nantinya bambu diharapkan bisa men-support bahan kontruksi bangunan dan bahkan bisa menghasilkan biofarmaka,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris PUI-BAMBU USU, Dr. Ir. Luthfi Hakim, S.Hut., M.Si., IPU., ASEAN Eng., menyampaikan bahwa bambu sebagai hasil hutan bukan kayu berpotensi besar menjadi alternatif pengganti kayu. Namun, ia mengatakan bahwa data mengenai sebaran dan potensi bambu di Indonesia masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut perlu dikembangkan agar pemanfaatan bambu dapat optimal dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ia berharap riset bambu terus diperkuat sehingga dapat menjadi fokus utama dalam pengembangan ke depan.

“Ke depan diharapkan bambu bisa sebagai bahan alternatif pengganti kayu. Potensi dan riset bambu ini selain dari segi pemanfaatan juga sebenarnya masih kurang data-data tentang kesebarannya di seluruh Indonesia. Jadi banyak sekali harapan kita penelitian terkait bambu bisa dikembangkan, dalam artian pada ujungnya nanti kita bisa mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat di pedesaan, karena memang bambu tumbuh di beberapa desa yang masyarakatnya juga memanfaatkan secara tradisional,” ujarnya.

Fitur Aksesibilitas

  • Grayscale

  • High Contrast

  • Negative Contrast

  • Text to Speech

icon

Mengobrol dengan

Halo USU

Halo,
Dengan Layanan Bantuan USU
Ada yang bisa kami bantu hari ini?
- Admin