Humas USU – Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si., secara resmi membuka Pertemuan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan se-Indonesia pada Jumat (29/10/2021) di Gedung Auditorium USU sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-34. Kegiatan ini dihadiri oleh para Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Dalam sambutannya, Rektor USU menyampaikan bahwa pertemuan ini menjadi forum komunikasi yang berfungsi sebagai sarana berbagi referensi serta memberikan masukan terkait kebijakan kampus, khususnya dalam bidang kemahasiswaan. Ia menegaskan bahwa setiap perguruan tinggi memiliki cara tersendiri dalam mengelola bidang kemahasiswaan.
“Setiap perguruan tinggi memiliki cara masing-masing dalam mengelola bidang kemahasiswaan. Melalui pertemuan ini akan terjadi pertukaran informasi, pengalaman, serta pengetahuan. Dari situlah dapat menjadi rujukan bagi kita untuk menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan bidang kemahasiswaan,” ujar Rektor USU.
Lebih lanjut, Rektor menyadari bahwa perguruan tinggi saat ini menghadapi berbagai kendala, salah satunya dalam implementasi program Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
“Saat ini kita menghadapi banyak hambatan. Salah satunya adalah pelaksanaan program MBKM. Kita telah mendengar bahwa akan ada berbagai kendala pada tahun-tahun awal implementasi. Melalui pertemuan ini, kita dapat membahas percepatan penyelesaian setiap kendala tersebut,” jelasnya.

Kerja sama antarperguruan tinggi, menurutnya, harus senantiasa ditingkatkan dan dirumuskan kembali dengan menyatukan pemikiran serta persepsi bersama. Ruang kolaborasi pendidikan virtual dalam koridor tri dharma perlu dibangun dan ditata ulang dengan memanfaatkan seoptimal mungkin seluruh sumber daya yang tersedia di setiap perguruan tinggi.
Ia juga menekankan bahwa keterlibatan dosen praktisi sebagai mandat dalam pelaksanaan program MBKM memerlukan kebijakan serta penanganan yang tepat. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa dosen praktisi berasal dari berbagai instansi dan memerlukan pendekatan yang berbeda.
“Kita juga harus memperlakukan dosen praktisi ini dengan bijak. Kehadiran mereka dalam program MBKM diharapkan mampu memberikan pengetahuan praktis kepada mahasiswa. Namun dalam praktiknya, kita perlu membahasnya lebih lanjut agar para dosen praktisi dapat memperoleh arahan yang jelas,” lanjutnya.
Muryanto juga menegaskan bahwa implementasi MBKM memiliki dampak terhadap penyelenggaraan PIMNAS. Menurutnya, MBKM mendorong peningkatan pengetahuan mahasiswa yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan ide-ide kreatif yang kemudian diperlombakan dalam PIMNAS.
“Melalui MBKM, mahasiswa akan memperoleh banyak pengetahuan. Pengetahuan ini diharapkan dapat meningkatkan inovasi mahasiswa yang kemudian dituangkan ke dalam bentuk gagasan untuk diperlombakan di PIMNAS,” pungkasnya.
(©ULC)

Penulis: Renny Julia Harahap, Roni Hikmah Ramadhan – Humas
Wawancara: –
Fotografer: Muhammad Andriansyah, Amri Simatupang – Humas