Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara (USU) telah menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat melalui aksi kemanusiaan yang dilaksanakan bersama RELINDO Sumatera Utara serta tim rescue lainnya. Selama dua hari, 28–29 November 2025, tim gabungan yang dipimpin Dr Achmad Siddik Thoha, melakukan operasi penyelamatan di wilayah Medan Deli hingga Tanjungpura, Kabupaten Langkat.

Dr Achmad Siddik Thoha, S.Hut., M.Si, selaku Direktur Pusat Kajian Perubahan Iklim dan Mitigasi Bencana Fahutan USU, sekaligus Ketua Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan (RELINDO) Sumut, memimpin langsung tim dosen dan mahasiswa Fahutan USU dalam misi yang berlangsung intens tersebut.

Operasi Evakuasi Dimulai dari Medan Deli

Kegiatan penyelamatan diawali pada Jumat sore, 28 November 2025, di kawasan Medan Deli. Tim rescue RELINDO berkolaborasi dengan Rescue Bitco yang baru tiba membawa ban berukuran besar. Ban tersebut biasanya dipakai untuk aktivitas rafting di kawasan Bukit Lawang, namun kali ini dimanfaatkan sebagai alat utama evakuasi.

Mahasiswa UKM Rimbapala Fakultas Kehutanan USU serta mahasiswa bimbingan Dr Achmad Siddik Thoha turut ambil bagian. Sekitar pukul 21.00 WIB, tim mulai mengevakuasi warga dari Kelurahan Tanjung Mulia Hilir. Kondisi lapangan cukup berat; listrik padam, air setinggi perut, udara dingin, dan minim penerangan. Dalam operasi malam itu, lima warga berhasil dibawa ke tempat aman beserta barang berharga yang dapat mereka bawa.

Pencarian Remaja Hilang di Langkat

Evakuasi berlanjut pada pukul 23.00 WIB, di mana tim bergerak menuju Tanjungpura, Langkat, setelah menerima serangkaian permintaan bantuan dari warga dan sejumlah pihak. Mereka langsung menuju Kecamatan Hinai untuk mencari seorang remaja yang dilaporkan belum pulang. Di area pemukiman yang gelap dan terendam banjir itu mereka memulai proses pencarian. Warga sekitar turut membantu pencarian, namun hingga menjelang subuh, remaja tersebut belum dapat ditemukan.

Tanjungpura Terisolasi, Tim Tempuh Jalur Banjir pada Hari Kedua

Pada Sabtu, 29 November 2025, operasi dilanjutkan ke Kota Tanjungpura yang saat itu terisolasi. Kendaraan rescue dan ambulans RELINDO berupaya menembus banjir di jalur lintas timur Sumatera. Sebuah truk akhirnya membantu mengangkut peralatan dan membawa tim menuju titik paling dalam yang masih dapat dijangkau kendaraan besar.

Situasi di Tanjungpura sangat memprihatinkan. Tim menemukan lansia dengan kondisi sakit, balita kedinginan dan menangis, hingga seorang ibu hamil yang membutuhkan pertolongan segera. Ambulans RELINDO bergerak berulang-ulang membawa warga ke RSU Putri Bidadari di Stabat melalui rute yang masih digenangi air.

Momen Mengharukan: Evakuasi Jenazah Tanpa Pendamping

Ketika kembali ke lokasi banjir, tim dihadapkan pada tugas berat lainnya: mengangkut jenazah seorang warga yang tidak memiliki keluarga pendamping maupun biaya pemakaman. RELINDO membantu proses fardhu kifayah hingga jenazah dapat dimakamkan dengan layak. Peristiwa ini menjadi bagian paling menyentuh selama misi berlangsung.

Setelah menjalankan misi selama dua hari penuh, tim akhirnya kembali ke sekretariat RELINDO pada Sabtu malam. Meski harus menghadapi antrean panjang BBM di Medan, para relawan kembali dengan rasa lelah yang diiringi harapan agar bantuan bagi masyarakat terdampak banjir semakin mengalir.

Dr. Achmad Siddik Thoha menegaskan, bahwa aksi ini merupakan wujud pengabdian Fakultas Kehutanan USU dan RELINDO Sumut untuk masyarakat. “Allah adalah penolong yang sebenarnya. Kita hanya dibimbing untuk bergerak semampunya,” ungkapnya.