A11Y

HOME

MENU

CARI

Mahasiswa USU Ciptakan Wadah Makanan Ramah Lingkungan, Terbuat dari Pelepah Sawit dan Daun Pepaya

Diterbitkan Pada11 Oktober 2025
Diterbitkan OlehBambang Riyanto, S.S., M.Si
Mahasiswa USU Ciptakan Wadah Makanan Ramah Lingkungan, Terbuat dari Pelepah Sawit dan Daun Pepaya
Copy Link
IconIconIcon

Mahasiswa USU Ciptakan Wadah Makanan Ramah Lingkungan, Terbuat dari Pelepah Sawit dan Daun Pepaya

 

Diterbitkan oleh

Bambang Riyanto, S.S., M.Si

Diterbitkan pada

Sabtu, 11 Oktober 2025

Logo
Download

Kali ini, mahasiswa-mahasiswa USU berhasil membuat wadah kemasan makanan styrofoam yang ramah lingkungan melalui Program Kreativitas Mahasiswa -Kewirausahaan (PKM-K). Produk ini diberi nama BIOFLAEIS, Biofoam yang terbuat dari limbah pelepah kelapa sawit (elaeis guineensis) dan daun pepaya (carica papaya).

HUMAS USU - Inovasi mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) kembali berdampak bagi masyarakat dan lingkungan. Hal ini menjadi bukti nyata pengembangan riset dan inovasi di bawah kepemimpinan Rektor USU Prof. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si., berjalan dengan baik serta bermanfaat untuk masyarakat luas.

Kali ini, mahasiswa-mahasiswa USU berhasil membuat wadah kemasan makanan styrofoam yang ramah lingkungan melalui Program Kreativitas Mahasiswa -Kewirausahaan (PKM-K). Produk ini diberi nama BIOFLAEIS, Biofoam yang terbuat dari limbah pelepah kelapa sawit (elaeis guineensis) dan daun pepaya (carica papaya).

Tim mahasiswa USU yang melahirkan inovasi yakni Shintia Florensia Silaban, Yeggin Damanik, Feodora Nicole Holongy Sitompul, dan Gita Triani Sinaga dari Teknik Kimia, serta Letminda Oftavya Purba dari Ekonomi Pembangunan dengan dosen pembimbing Ir. Ilham Perkasa Bako, S.T., M.T.

Tim mengatakan, sebagai kemasan ramah lingkungan dan berkelanjutan, ide ini lahir dari keprihatinan terhadap sampah nasional Indonesia yang di antaranya adalah sampah plastik sekali pakai. Di sisi lain, penggunaan plastik jenis styrofoam tergolong tinggi padahal mengandung zat berbahaya yang bersifat karsinogenik.

Tim mahasiswa USU berhasil melihat peluang dari limbah yang kerap terabaikan. Pelepah kelapa sawit yang biasanya hanya menumpuk ternyata kaya akan selulosa dan hemiselulosa, sementara daun pepaya yang produksinya melimpah namun jarang dimanfaatkan menyimpan senyawa bioaktif dengan sifat antibakteri dan antijamur. Kedua bahan baku ini kemudian dikombinasikan menjadi BIOFLAEIS, sebuah kemasan makanan ramah lingkungan yang tidak hanya mudah terurai (biodegradable), tetapi juga mampu menjaga kualitas daya simpan makanan, menjadikannya solusi inovatif untuk menggantikan plastik dan styrofoam sekali pakai.

BIOFLAEIS hadir sebagai jawaban atas tumpukan sampah plastik yang kian hari semakin menekan lingkungan, sekaligus memberi nilai baru pada limbah pertanian yang sebelumnya terbuang sia-sia.

Dengan pendekatan ilmiah yang dipadukan kreativitas, mereka ingin menjadikan BIOFLAEIS bukan sekadar produk, melainkan gerakan moral yang mengajak masyarakat lebih peduli pada isu lingkungan. Hal ini penting karena persoalan sampah plastik kerap dianggap jauh dari kehidupan sehari-hari, padahal dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat luas.

Dosen pembimbing, Ir. Ilham Perkasa Bako, S.T., M.T., menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap inovasi ini. Ia menilai BIOFLAEIS bukan hanya sekadar karya kewirausahaan, tetapi juga bukti nyata bagaimana ilmu pengetahuan dapat menjawab persoalan sehari-hari.

“BIOFLAEIS menunjukkan bahwa kreativitas mahasiswa bisa menjembatani sains, teknologi, dan kebutuhan masyarakat. Dari bahan yang sering dianggap sampah, lahir produk bernilai yang ramah lingkungan,” ujarnya. Menurutnya, inilah esensi pendidikan tinggi, tidak hanya melahirkan teori, tetapi juga solusi yang membumi dan berdampak langsung.

Produk ini sudah siap untuk dipasarkan, mereka memanfaatkan kekuatan media sosial dan promosi langsung ke pelaku UMKM kuliner, cafe dan restoran. Strategi ini dipilih karena konsumen muda dan usaha makanan kecil menengah kini semakin peka terhadap gaya hidup berkelanjutan. Dengan pendekatan ini, BIOFLAEIS diharapkan lebih cepat dikenal, diterima, dan membuka ruang kolaborasi dengan industri yang peduli lingkungan.

Kedepannya, tim berambisi mengembangkan BIOFLAEIS lebih luas dengan menggandeng lebih banyak pelaku usaha, masyarakat serta mitra lokal. Dukungan berbagai pihak diyakini dapat memperkuat posisi BIOFLAEIS sebagai solusi nyata dalam mengurangi limbah plastik sekaligus mengoptimalkan potensi limbah pertanian Indonesia.

Rektor USU Prof. Muryanto Amin di masa kepemimpinannya selalu mendukung dan mendorong peran mahasiswa untuk berinovasi dan mengembangkan solusi yang berkelanjutan khususnya bagi lingkungan. Muryanto berharap, program seperti ini dapat menjadi wadah yang tepat bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu dan keterampilan mereka dalam menghasilkan Solusi inovatif.

Rektor USU selalu menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki kesadaran tinggi terhadap isu-isu global seperti perubahan iklim dan pengelolaan sumber daya alam. Melalui produk seperti Bioflaeis, mahasiswa tidak hanya menunjukkan kreativitas, tetapi juga komitmen mereka terhadap kelestarian lingkungan.

Keberhasilan tim Bioflaeis ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi lebih banyak inovasi serupa, serta mendukung gerakan global untuk mengurangi penggunaan plastik dan bahan-bahan berbahaya bagi lingkungan.

Dengan terus mendukung inisiatif-inisiatif seperti ini, Rektor Muryanto Amin tidak hanya mendorong kemajuan akademik, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan keberlanjutan bagi masa depan.

Fitur Aksesibilitas

  • Grayscale

  • High Contrast

  • Negative Contrast

  • Text to Speech

icon

Mengobrol dengan

Halo USU

Halo,
Dengan Layanan Bantuan USU
Ada yang bisa kami bantu hari ini?
- Admin