HUMAS USU - Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) secara resmi membuka kegiatan International Summer Course bertajuk “Bridging Global Health Gaps: Stronger Systems, Healthier Lives, Sustainable Future” pada Senin (21/07/2025), bertempat di Aula Lantai 4 FK USU.

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara FK USU dan SingHealth Duke-NUS Global Health Institute. Tercatat sebanyak 136 peserta mengikuti program ini, termasuk 10 peserta internasional yang berasal dari Singapura, Malaysia, Vietnam, Taiwan, Bangladesh, India, dan Myanmar. International Summer Course ini akan berlangsung dari 21 hingga 26 Juli 2025, dengan rangkaian kegiatan yang diselenggarakan di Medan dan Samosir, Sumatera Utara

Prof. Dr. Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan S.Si., M.Si., Apt., selaku wakil rektor III pada sambutannya mengatakan dunia saat ini dihadapkan pada masalah kesehatan yang semakin kompleks, termasuk ketimpangan akses layanan kesehatan, distribusi sumber daya yang tidak merata, hingga kurangnya persiapan dalam menghadapi krisis global seperti pandemi. Maka dari itu, tema yang diangkat hari ini sangat sesuai mengingat pentingnya menghubungkan tantangan kesehatan global dengan solusi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Tema dan topik ini dibagikan dengan baik di antara kita mengenai pentingnya membangun jembatan antara tantangan kesehatan global dan solusi inklusif dan berkelanjutan,” katanya.

Prof. Dr. Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan S.Si., M.Si., Apt., menjelaskan program International Summer Course ini merupakan bentuk komitmen dalam membentuk organisasi kesehatan global yang lebih kolaboratif dan berorientasi global. Beliau percaya sistem kesehatan yang kuat dibangun di atas nilai kemanusiaan dan komitmen dalam menciptakan kesetaraan. Beliau berharap para peserta dapat mengeksplorasi sistem perawatan kesehatan dari berbagai negara dan membangun jaringan untuk kolaborasi masa depan.
“Kami percaya bahwa sistem kesehatan yang kuat tidak hanya dibangun atas infrastruktur atau teknologi, tetapi atas nilai-nilai kemanusiaan, komitmen terhadap kesetaraan,” jelasnya.

Ketua Panitia, dr. Inke Nadia Diniyanti Lubis, PGDipPID M.Ked(Ped)., Sp.A., Ph.D., menyebutkan International Summer Course ini dapat menjadi ruang untuk refleksi, kolaborasi, dan solidaritas, di mana para profesional, akademisi, dan mahasiswa dari berbagai latar belakang bertukar ide demi mendukung sistem kesehatan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Acara ini bukan sekadar forum akademik, melainkan ruang untuk refleksi, kolaborasi, dan solidaritas,” katanya.

dr. Inke Nadia Diniyanti Lubis, PGDipPID M.Ked(Ped)., Sp.A., Ph.D., berharap kerja sama akan terus berlanjut dan tersedia di tingkat provinsi dan bahkan kabupaten. Menurutnya, isu kesehatan membutuhkan bantuan semua pihak, tidak hanya dari kedokteran. Maka dari itu, International Summer Course kali ini mencakup peserta dari berbagai latar belakang untuk penguatan bersama.
“Harapan utamanya menjalin kerja sama tidak hanya di Tingkat nasional, namun juga di regional,” harapnya

Dekan I FK USU, Dr. dr. Delyuzar, M.Ked(PA), Sp.PA(K), menyoroti pentingnya kegiatan ini sebagai proses pembelajaran mengenai sistem kesehatan di Indonesia. Menurutnya, tema yang diangkat dapat memunculkan ide dan menjadi masukan pada pembangunan-pembangunan sistem kesehatan di Indonesia.
“Topik summer course kali ini sangat mernarik dan bisa menjadikan masukan juga untuk negara kita,” ujarnya.