HUMAS USU — Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) terus menunjukkan komitmennya dalam penanganan dampak bencana banjir di Sumatera Utara dan Aceh melalui pelayanan medis yang berkelanjutan. Hingga 16 Desember 2025, Tim Medis FK USU telah 99 kali turun langsung ke lokasi bencana untuk memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat terdampak, baik melalui posko kesehatan, layanan bergerak, maupun pendampingan di pengungsian.

Dalam kurun waktu tersebut, FK USU mengerahkan ratusan relawan medis lintas profesi yang terlibat secara bergilir dan terkoordinasi. Tercatat, relawan yang terlibat terdiri atas 154 dokter spesialis, 190 dokter umum, 61 perawat, 15 koasisten, 11 pegawai pendukung, 6 apoteker, serta 58 psikolog. Keterlibatan multidisiplin ini memungkinkan layanan kesehatan diberikan secara menyeluruh, mulai dari penanganan kasus akut, penyakit kronis, hingga dukungan kesehatan jiwa dan psikososial.

Dari sisi keilmuan, relawan dokter spesialis yang terlibat berasal dari berbagai bidang prioritas kebencanaan. Spesialisasi Ilmu Kesehatan Anak menjadi yang terbanyak dengan 59 orang, disusul Ilmu Penyakit Dalam (23), Patologi Anatomik (17), Obstetri dan Ginekologi (10), serta Jantung dan Pembuluh Darah (8). Selain itu, turut terlibat dokter spesialis dari bidang mata, bedah, bedah saraf, forensik, kesehatan kerja dan lingkungan, anestesiologi dan terapi intensif, kedokteran jiwa, orthopaedi dan traumatologi, dermatologi, hingga radiologi. Komposisi ini disesuaikan dengan kebutuhan medis di lapangan yang terus berkembang seiring kondisi pascabencana.

Pelayanan medis FK USU menjangkau berbagai wilayah terdampak dengan tingkat kerusakan dan keterbatasan akses tinggi, termasuk kawasan pengungsian, desa terdampak berat, serta fasilitas kesehatan yang sempat tidak beroperasi. Layanan yang diberikan meliputi pemeriksaan kesehatan umum dan spesialistik, pelayanan ibu dan anak, penanganan penyakit infeksi pascabanjir, penyakit kulit, gangguan pernapasan, penyakit kronis yang terputus pengobatannya, hingga layanan kesehatan jiwa dan psikososial. Dalam sejumlah kasus, tim juga melakukan rujukan ke rumah sakit rujukan setempat untuk penanganan lanjutan.

dr. Inke Nadia D. Lubis, PGDip PID, FAAET, M.Ked(Ped), Sp.A, PhD menyampaikan bahwa keberlanjutan layanan menjadi kunci utama dalam respons bencana.
“Pelayanan medis di situasi bencana tidak bisa dilakukan sekali datang lalu selesai. Hingga saat ini, Tim Medis FK USU sudah 99 kali turun ke lapangan, karena kebutuhan kesehatan masyarakat terus berubah. Keterlibatan ratusan relawan lintas disiplin memungkinkan kami memberikan layanan yang lebih komprehensif, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, lansia, dan penyintas dengan penyakit kronis maupun trauma psikologis,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa sinergi antara FK USU, organisasi profesi, pemerintah daerah, serta dukungan berbagai pihak menjadi faktor penting dalam menjaga kesinambungan layanan medis di wilayah terdampak.
“Kami akan terus melakukan evaluasi dan penyesuaian layanan agar respons kesehatan yang diberikan tetap tepat sasaran, efektif, dan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat di lapangan,” tambahnya.

Melalui capaian ini, FK USU menegaskan peran kampus sebagai institusi yang tidak hanya hadir pada fase tanggap darurat, tetapi juga konsisten mendampingi masyarakat hingga tahap pemulihan. Pelayanan medis dan psikososial akan terus dilanjutkan sebagai bagian dari komitmen USU untuk menjaga kesehatan, martabat, dan harapan masyarakat terdampak bencana.