A11Y

HOME

MENU

CARI

Oxalis Dehradunensis Raizada Krim Anti Penuaan

Diterbitkan Pada02 Februari 2023
Diterbitkan OlehRenny Julia Harahap
Oxalis Dehradunensis Raizada Krim Anti Penuaan
Copy Link
IconIconIcon

Oxalis Dehradunensis Raizada Krim Anti Penuaan

 

Diterbitkan oleh

Renny Julia Harahap

Diterbitkan pada

Kamis, 02 Februari 2023

Logo
Download

Produk inovatif ini dikembangkan dengan bahan baku alami. Produk ini memiliki khasiat yang baik untuk mengurangi paparan radikal bebas, kerutan, dan mengecilkan pori-pori pada wajah, serta secara signifikan mengurangi noda dan flek pada kulit wanita. Dengan memanfaatkan krim anti-penuaan ini, petani dapat merawat dan menjaga kesehatan kulit dengan lebih baik serta mengurangi risiko penuaan dini pada petani.

Inovasi kesehatan kulit telah menjadi tren bisnis yang digemari beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, produk yang dihasilkan umumnya mengandung bahan kimia yang terkadang berdampak negatif bagi penggunanya. Seiring dengan perkembangan teknologi dan meningkatnya tren kepercayaan masyarakat untuk "back to nature", keanekaragaman hayati yang melimpah di Indonesia menjadi salah satu faktor pendukung berkembangnya produk perawatan kulit berbahan alami.

Meningkatnya dampak kerusakan kulit akibat faktor pemicu penuaan dini memerlukan strategi kemoprevensi dengan memanfaatkan ekstrak bahan alami sebagai sumber alami, seperti tanaman obat, yang lebih aman dan efektif dalam proses pengobatannya, berbeda dengan inovasi yang dihasilkan oleh tim Pengabdian Masyarakat USU yang memanfaatkan bahan alami yaitu daun acem-acem (Oxalis dehradunensis Raizada) yang telah diteliti mampu meningkatkan kelembapan kulit dan efektif menghilangkan flek wajah. Produk inovatif ini merupakan solusi yang dikembangkan dengan bahan baku alami. Produk ini memiliki khasiat yang baik untuk mengurangi paparan radikal bebas, kerutan dan mengecilkan pori-pori pada wajah, serta secara signifikan mengurangi noda dan flek pada kulit wajah wanita. Melalui krim anti-aging ini, petani dapat merawat dan menjaga kesehatan kulit dengan lebih baik serta mengurangi risiko penuaan dini pada petani.

Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang difokuskan pada dua desa, yaitu Desa Sumber Mufakat, Kecamatan Kabanjahe, sebagai lokasi mitra penghasil daun acem-acem dan Desa Karang Gading, Kecamatan Secanggang sebagai mitra yang telah menggunakan dan menguji produk inovasi tim Pengabdian kepada Masyarakat, tim dosen USU melakukan edukasi dan pelatihan penggunaan bahan tersebut. Pengabdian ini dipimpin oleh Dr. Eka Lestari Mahyuni, SKM, M.Kes, dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan Prof. Dr. Urip Harahap, Apt. Kegiatan ini melibatkan 5 (lima) mahasiswa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan petani perempuan di Desa Karang Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat dan Desa Sumber Mufakat, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo. Kedua daerah tersebut dipertemukan dalam sosialisasi dan FGD secara virtual yang dihadiri oleh kedua kepala desa, Kepala Desa Karang Gading Bahrul dan Kepala Desa Sumber Mufakat Drs Dinis Karo-Karo beserta Kelompok Tani Wanita Tani Tangguh Desa Karang Gading Secanggang dan para wanita tani Karo serta perangkat Desa Sumber Mufakat Kabanjahe. Para peserta yang hadir dalam sosialisasi tersebut dipilih untuk berperan sebagai pelaku usaha yang akan menjadi pengusaha krim anti-aging ekstrak daun acem-acem.

Dengan memanfaatkan krim anti-aging ekstrak daun acem-acem, para petani dapat memperoleh manfaat krim yang dapat melembabkan kulit, mengecilkan pori-pori, serta mengurangi flek dan kerutan pada wajah akibat paparan sinar matahari dan radikal bebas.

Dr Eka berharap, meskipun para wanita tani selalu beraktivitas di ladang di bawah terik matahari, mereka juga dapat menjaga kesehatan kulitnya agar tetap cantik dan awet muda. Petani umumnya jarang memperhatikan kesehatan kulitnya dan bahkan merasa tertekan karena selalu terpapar sinar matahari dan radikal bebas selama beraktivitas di ladang. Krim anti-aging yang diproduksi melalui penelitian laboratorium ini terbukti mampu memperbaiki kondisi kulit petani yang umumnya mengalami flek hitam atau wajah kusam dan kering.

Ekstrak daun acem-acem dalam formula krim anti-aging ini sangat encer dan terbukti memiliki khasiat melembabkan yang signifikan hingga hampir 300%. Penggunaan dan pemakaian produk krim secara teratur dapat mengurangi dampak negatif pada kulit wajah akibat penuaan dini akibat paparan sinar matahari selama beraktivitas di luar ruangan, khususnya bercocok tanam.

"Tidak hanya itu, dari hasil pengujian dengan sampel krim ini juga mampu memudarkan flek hitam di wajah secara signifikan, meskipun flek tersebut sudah termasuk dalam kategori dermatitis kontak seperti yang dialami petani. Kemampuan anti-aging yang mampu memudarkan kerutan dan pori-pori besar di wajah juga dapat diatasi dengan penggunaan krim anti-aging secara teratur, dengan kadar ekstrak 5% dan 7%," tutur dr. Eka.

Upaya hilirisasi produk inovasi tersebut merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh tim Pengabdian Masyarakat USU melalui kegiatan edukasi dan pelatihan kepada para petani perempuan yang selama ini kerap terpapar pestisida, sinar matahari, dan radikal bebas dalam aktivitas pertaniannya. Tim Pengabdian Masyarakat dan mahasiswa USU melakukan pendampingan dan edukasi kepada masyarakat petani agar penjualan krim anti-aging dapat menjadi tambahan pendapatan bagi masyarakat petani. Tim juga memberikan contoh produk krim anti-aging kepada pelaku usaha dari kedua daerah untuk membantu mengenalkan produk dan membantu langkah pemasaran awal yang dapat dilakukan oleh para petani.

Artikel
Kegiatan Universitas
Kegiatan Penelitian

Fitur Aksesibilitas

  • Grayscale

  • High Contrast

  • Negative Contrast

  • Text to Speech

icon

Mengobrol dengan

Halo USU

Halo,
Dengan Layanan Bantuan USU
Ada yang bisa kami bantu hari ini?
- Admin