Seribu Pohon, Sejuta Harapan: Langkah USU Membangun Kesadaran Lingkungan Berkelanjutan
.webp?w=1280&q=75)
Seribu Pohon, Sejuta Harapan: Langkah USU Membangun Kesadaran Lingkungan Berkelanjutan
Diterbitkan oleh
Renny Julia Harahap
Diterbitkan pada
Rabu, 17 Desember 2025

Di tengah ancaman pemanasan global dan perubahan iklim yang kian nyata, upaya mengurangi emisi karbon menjadi kebutuhan mendesak. Emisi karbon dioksida (CO₂) yang terus meningkat disebut sebagai salah satu faktor utama penyebab perubahan iklim. Salah satu langkah mitigasi yang dipercaya efektif adalah penanaman pohon, yang mampu menyerap karbon dioksida dari atmosfer sekaligus memperbaiki kualitas lingkungan.
Kesadaran itulah yang mendorong Universitas Sumatera Utara (USU) melalui program TALENT CIRAD untuk mengambil bagian dalam gerakan penghijauan. Pada 20 September 2025 lalu, USU bekerja sama dengan Yayasan JHL Merah Putih Kasih, Yayasan Trubus Bina Swadaya, dan Nature for Change melaksanakan kegiatan penanaman pohon di Desa Timbang Lawan, kawasan Bukit Lawang.
Kegiatan tersebut melibatkan 30 mahasiswa Fakultas Pertanian USU penerima Beasiswa Merah Putih. Mereka menanam sebanyak 1.000 bibit pohon, terdiri dari 500 bibit durian dan 500 bibit alpukat. Penanaman ini merupakan bagian dari program besar penanaman satu juta pohon di berbagai wilayah Indonesia. Seluruh proses penanaman, pemeliharaan, hingga pemantauan pertumbuhan pohon akan dicatat secara digital melalui aplikasi TreeRcode.

Program ini tidak hanya berfokus pada aspek lingkungan, tetapi juga pada edukasi dan pembangunan berkelanjutan. Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Ir. Diana Chalil, M.Si., Ph.D., dari Fakultas Pertanian USU, melalui pesan resminya kepada media. Ia menjelaskan bahwa kebutuhan akan pembangunan berkelanjutan secara global telah menjadi kesepakatan dunia sejak diperkenalkan melalui Millennium Development Goals (MDG) pada tahun 2000 yang berakhir pada 2015. Kesepakatan tersebut kemudian diperbarui melalui Sustainable Development Goals (SDGs) dengan target capaian hingga tahun 2030. Dari 17 tujuan SDGs, pendidikan dan edukasi menjadi salah satu aspek penting.
Sejalan dengan tujuan tersebut, Consortium Studies on Smallholder Palm Oil (CSSPO) USU bersama Program Magister Agribisnis (MAG) Fakultas Pertanian USU menjalankan program edukasi lingkungan untuk meningkatkan kesadaran dan inklusivitas masyarakat dalam menjaga kelestarian alam. Salah satu upaya nyata yang dilakukan adalah pengembangan aplikasi TreeRcode sebagai sarana pencatatan kegiatan penanaman pohon. Melalui pencatatan ini, proses monitoring diharapkan dapat berjalan secara berkelanjutan sehingga pertumbuhan pohon dapat terjaga hingga mampu berkontribusi pada reduksi emisi karbon.
Dalam pelaksanaannya, CSSPO dan MAG mendapatkan dukungan penuh dari Direktorat Internasionalisasi dan Kerja Sama Global (DIKG). Selain itu, kerja sama juga dijalin dengan berbagai pihak. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Wampu Ular berperan dalam penyediaan bibit. Yayasan JHL Merah Putih Kasih dan Yayasan Bina Trubus Swadaya memberikan dukungan pendanaan. Sementara itu, Nature for Change berperan mengajak masyarakat setempat untuk menyediakan lokasi penanaman serta membentuk tim monitoring berkala.
Prof. Diana menjelaskan bahwa BPDAS memiliki bibit pohon buah-buahan yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan penghijauan. Yayasan JHL Merah Putih Kasih secara konsisten menjalankan program beasiswa bagi 100 mahasiswa Fakultas Pertanian setiap tahunnya. Yayasan Bina Trubus Swadaya, sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat dengan program penghijauan “me for tree”, juga telah sepakat menjadi mitra dalam program edukasi lingkungan ini. Sementara Nature for Change telah lama berkiprah sebagai LSM lokal yang melakukan kegiatan penghijauan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser sejak tahun 2015. Selain itu, CSSPO dan MAG juga menerima kontribusi dana maupun dukungan non-dana dari berbagai pihak, terutama dari para alumni MAG.
Penanaman pohon dalam program ini dapat dilakukan di berbagai lokasi, dengan syarat lahan tersebut tidak diperuntukkan bagi pembangunan di masa mendatang. Setelah melakukan penanaman, setiap penanam diwajibkan melaporkan perkembangan pohon adopsinya melalui aplikasi TreeRcode. Diharapkan, setelah dua tahun, pohon-pohon tersebut dapat tumbuh dengan baik, berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon, sekaligus memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat. Seluruh aktivitas penanaman dan pemeliharaan, baik yang dilakukan secara individu maupun kelompok, akan tercatat dan dapat diakses secara terbuka melalui aplikasi tersebut.
Sebagai langkah awal, sebanyak 1.000 batang pohon telah ditanam di lahan masyarakat seluas tiga hektare di Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari kepala desa setempat. Bahkan, sejumlah warga yang tinggal di sekitar lokasi penanaman mulai menanyakan kemungkinan untuk memperoleh kesempatan serupa.
Monitoring awal terhadap penanaman pertama telah dilakukan dan menunjukkan tingkat keberhasilan hidup tanaman di atas 95 persen dalam empat bulan pertama. Pemantauan juga dilakukan oleh tim BPDAS yang berkomitmen untuk terus mendukung penyediaan bibit. Pada Januari mendatang, melalui tim Humas USU, direncanakan akan dilakukan pengambilan foto lokasi menggunakan drone sebagai data dasar yang nantinya akan dibandingkan dengan perkembangan kawasan dari waktu ke waktu. Evaluasi pelaksanaan serta kontribusi penanaman terhadap pengurangan emisi karbon akan dilakukan oleh tim USU setiap tahun setelah dua tahun penanaman, dengan melibatkan seluruh mitra yang terlibat. (RJ)
Foto: Muhammad Shandy Nugraha