Rektor USU Dukung “Samudera”, Siap Kolaborasi dengan Pelaku Seni Perfilman





Rektor USU Dukung “Samudera”, Siap Kolaborasi dengan Pelaku Seni Perfilman
Diterbitkan oleh
Renny Julia Harahap
Diterbitkan pada
Jumat, 18 Juli 2025


“Film yang mengangkat tema kesenjangan sosial dan perjuangan pendidikan dan lingkungan itu sejalan dengan nilai-nilai akademik dan misi USU dalam membangun kesadaran publik terhadap isu-isu kebangsaan, kemanusiaan dan lingkungan," kata Rektor USU.
MEDAN-HUMAS USU: Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Dr Muryanto Amin secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap film inspiratif berjudul "Samudera", sebuah film edukatif yang mengangkat tema pendidikan, kesenjangan sosial, dan kepedulian lingkungan.
Menurut Prof Muryanto, film yang memuat isu-isu penting di seputar kehidupan sosial sangat relevan dengan dunia akademik, sehingga sangat dibutuhkan untuk memproduksinya lebih banyak.
“Isu-isu yang diangkat dalam film ‘Samudera’ ini sangat menarik dan edukatif. USU siap mendukung untuk menayangkan film tersebut di lingkungan kampus, sehingga dapat memberikan wawasan dan motivasi baru bagi para mahasiswa untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan permasalahan sosial,” ujarnya saat menerima tim produksi film “Samudera” di ruang audiensi Gedung Biro Rektor USU, Selasa (15/7).
Tim produksi film “Samudra” yang melakukan audensi terdiri dari Dewi Budiati Teruna Jasa Said (produser), Egi Fauzi Fahreza (sutradara), Zainul Anwar (tim marketing), H Mansyur Nasution (pimpro) dan Fardansyah (asisten sutradara).
“Film sangat produktif dalam menyampaikan pesan moral bagi generasi muda, terutama mahasiswa. Saya tidak ragu mendukung film ini, dan jika film ini sudah final editingnya, saya bersedia mempromosikannya ke rektor-rektor perguruan tinggi lainnya, agar diputar di kampus-kampus mereka,” tambah rektor USU.
Siap Berkolaborasi
Prof Dr Muryanto Amin pada kesempatan itu juga menyatakan kesiapan institusinya untuk berkolaborasi dengan para pelaku seni dan perfilman di Sumut.
“Film yang mengangkat tema kesenjangan sosial dan perjuangan pendidikan dan lingkungan itu sejalan dengan nilai-nilai akademik dan misi USU dalam membangun kesadaran publik terhadap isu-isu kebangsaan, kemanusiaan dan lingkungan. Kami menyambut baik kolaborasi seperti ini. Banyak program studi di USU yang dapat terlibat langsung, baik dari sisi produksi, kajian sosial, hingga distribusi pesan edukatif kepada masyarakat," ujar Prof Muryanto.
Ia juga menegaskan, bahwa kampus sebagai pusat ilmu pengetahuan memiliki tanggung jawab moral dalam mendukung seni film sebagai media penyampai pesan perubahan. "Kami terbuka untuk kerja sama, baik dalam bentuk diskusi, pemutaran film, maupun proyek kolaboratif lainnya," tambahnya.
Sementara itu, produser film “Samudera”, Dewi Budiati Teruna Jasa Said, mengapresiasi dukungan yang diberikan rektor USU. Mereka berharap kolaborasi ini tidak hanya berhenti di satu karya, melainkan membuka ruang sinergi antara dunia pendidikan dan dunia kreatif perfilman secara berkelanjutan.
Dewi Budiati bersama tim produksi mengaku sangat terharu atas dukungan yang disampaikan rektor USU. Ia mengatakan, tim produksi film akan melakukan roadshow ke berbagai kampus dan di mana pemutara pertama akan dilakukan di USU.
“Audensi ini bagian dari kampanye edukatif untuk memperkenalkan film ini lebih luas kepada kalangan mahasiswa dan akademisi,” terang Dewi Budiati TJS.
“Film ini diharapkan mampu menggugah moral anak bangsa, terutama generasi muda, untuk lebih peduli pada isu sosial dan lingkungan,” tambah sutradara film Egi Fauzi Fahreza.
Dia mengatakan, proses editing diperkirakan akan selesai dalam bulan ini dan film siap tayang dalam waktu dekat. Kehadiran film “Samudera” dimaksudkan untuk mengobati kelesuan produksi film di Sumatera Utara. Film ini diharapkan dapat menjadi angin segar bagi dunia perfilman lokal serta menjadi inspirasi bagi mahasiswa untuk terus berkarya demi kemajuan bangsa,” tambah Pimpro H Mansyur Nasution.
Sebelumnya Dewi mengungkapkan, bahwa film "Samudera" mencoba menggugah hati masyarakat dengan kisah perjuangan seorang pemuda dalam menyelamatkan anak-anak dari ancaman narkoba dan kerusakan lingkungan, khususnya terumbu karang.
Film ini mengangkat isu-isu krusial yang kerap luput dari perhatian, seperti maraknya peredaran narkoba yang mengincar generasi muda, serta degradasi lingkungan laut akibat ulah manusia. Dengan latar cerita yang kuat dan menyentuh, Samudera memperlihatkan betapa pentingnya peran generasi muda dalam menjaga masa depan bangsa dan kelestarian alam.
Melalui perjalanan tokoh utama yang penuh tantangan, penonton diajak menyaksikan aksi nyata dalam membina anak-anak agar terhindar dari bahaya narkotika dan sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian terumbu karang sebagai ekosistem laut yang vital.
Produser film menyatakan, bahwa Samudera tidak hanya sekedar tontonan, tapi juga sarana edukasi dan penyadaran sosial. "Kami ingin menyampaikan pesan bahwa harapan itu masih ada, selama ada keberanian untuk peduli dan bertindak," ujar sang produser.
Film ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi kalangan muda serta mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk institusi pendidikan, agar pesan-pesan moral dan lingkungan dalam film ini bisa tersebar lebih luas.(RJ)