Coaching Clinic Tracer Study: Upaya USU Tingkatkan Golden Rate Tracer Study 2025




Coaching Clinic Tracer Study: Upaya USU Tingkatkan Golden Rate Tracer Study 2025
Diterbitkan oleh
Bambang Riyanto
Diterbitkan pada
Senin, 03 Februari 2025


“Kami ingin meningkatkan bukan hanya response rate, tetapi mencapai golden rate di tahun ini. Setiap fakultas memiliki karakteristik alumni yang berbeda, sehingga pendekatan yang diterapkan juga harus disesuaikan,” jelas Direktur Ditmawalumni USU.
HUMAS USU - Direktur Direktorat Prestasi Mahasiswa dan Hubungan Kealumnian Universitas Sumatera Utara (Ditmawalumni USU) menggelar Coaching Clinic Tracer Study, untuk memperbaiki dan merancang metode yang lebih efektif untuk alumni S2, S3, serta stakeholder terkait. Berlangsung di Aula Prof. Suhadji Hadibroto FEB USU, pada Jumat (31/01/2025).
Direktur Ditmawalumni USU, Rahma Yurliani, S.Psi., M.Psi., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan program perdana di tahun 2025 dan tindak lanjut dari evaluasi tahun 2024. Menurutnya, Coaching Clinic Tracer Study merupakan forum diskusi untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan berbagai permasalahan dalam pengelolaan tracer study di setiap fakultas.
“Kami ingin meningkatkan bukan hanya response rate, tetapi mencapai golden rate di tahun ini. Setiap fakultas memiliki karakteristik alumni yang berbeda, sehingga pendekatan yang diterapkan juga harus disesuaikan,” ujar Rahma..
Salah satu fokus utama adalah perancangan sistem tracer study bagi alumni S2 dan S3 serta mekanisme pemantauan setiap tiga bulan untuk melihat progres alumni, apakah telah bekerja, melanjutkan studi, atau berwirausaha. Manajer Ditmawa Alumni Tracer Study, Dr. T. Henny Febriana Harumy, S.Kom., M.Kom., menjelaskan bahwa sistem ini akan diterapkan secara bertahap dan dievaluasi setiap kuartal.
“Kami ingin memastikan bahwa data yang dikumpulkan akurat dan bisa digunakan untuk pengembangan kurikulum serta akreditasi,” ungkapnya.
Tim Tracer Study USU juga akan menyesuaikan instrumen pengisian data bagi alumni S2 dan S3 agar lebih relevan dengan kebutuhan akademik dan industri. Ronal, selaku perwakilan tim Tracer Study, menyatakan bahwa perbedaan utama antara instrumen S1 dengan S2 dan S3 terletak pada fokusnya.
“Untuk S2 dan S3, bukan hanya melacak keberlanjutan karier, tetapi juga bagaimana data tersebut dapat dimanfaatkan untuk evaluasi dan pengembangan kurikulum,” jelasnya.
Sebagai langkah lanjutan, Ditmawalumni USU akan melakukan monitoring secara berkala setiap tiga bulan untuk memastikan efektivitas program ini. Dengan target golden rate sebesar 80% di tahun 2025, USU berharap sistem tracer study yang lebih optimal dapat memberikan dampak positif bagi akreditasi universitas serta peningkatan kualitas lulusan.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk tim evaluasi serta para akademisi dari berbagai fakultas. Melalui Coaching Clinic Tracer Study, USU berkomitmen untuk terus meningkatkan sistem pelacakan alumni guna mendukung pengambilan keputusan strategis bagi pengembangan institusi.