Berita

Penelitian

Pengumuman

Agenda

Acara

Pengabdian

carousel

Headline

Beasiswa

Artikel

Galeri

SDGs 15

SDGs 4

SDGs 11

SDGs

Pelatihan

Artikel Penelitian

Artikel Pengabdian

SDGs 1

SDGs 2

SDGs 3

SDGs 5

SDGs 6

SDGs 7

SDGs 8

SDGs 9

SDGs 10

SDGs 12

SDGs 13

SDGs 14

SDGs 16

SDGs 17

Kegiatan Universitas

Kegiatan Penelitian

Kegiatan Pengabdian

Prestasi

Aktivitas Mahasiswa

Kemahasiswaan

Hak Kekayaan Intelektual

Erasmus

Dies Natalis

Tata Kelola

Forum Wakil Rektor

Kerja Sama

Kampus Merdeka

Pendidikan

Penerimaan

Kehidupan Kampus

Alumni & Karir

Inovasi

Kampus Sehat

World Class University

Panduan

Peraturan

Tender

Layanan

Info Penelitian

Bima KEMDIKBUD

Renstra

Hasil Penelitian

Panduan Penelitian

SDGs Headline

Fokus Utama

Artikel Utama

Kuliah Umum

Arsip Hari Ini

Edukasi Arsip

Informasi Penting

Kalender

Ujian Komprehensif

HUMAS USU - Tim World Class University (WCU) Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar Webinar Top Scientist bertajuk “Smart City Politics in Southeast Asia”. Digelar melalui Zoom meeting pada Selasa (28/12/2021), topik tersebut disampaikan oleh seorang Research Center Professor Kyoto University Mr Masaaki Okamoto. Dalam sambutannya, Rektor USU Dr. Muryanto Amin., S.Sos., M.Si menyampaikan, pandemi Covid-19 telah berperan nyata dalam mempercepat transformasi digital dan perencanaan smart city di berbagai negara, tak terkecuali negara-negara yang berada di Kawasan Asia Tenggara.“Laju perubahan teknologi yang begitu massif merupakan tantangan utama bagi kota-kota di Asia Tenggara, termasuk Indonesia,” katanya.Menurut rektor, sebagai kawasan yang memiliki posisi strategis di jalur perdagangan dunia, kebutuhan akan hadirnya kota cerdas yang menitikberatkan pelayanan publik dan pelayanan administrasi utama pada teknologi cloud computing dan Artificial Intelligence menjadi sangat penting untuk diterapkan dengan cepat.“Transformasi digital dan smart city adalah realita hari ini dan target masa depan yang telah dimulai dengan cepat di masa sekarang,” katanya.Ia menambahkan, kunci utama dalam mengatasi berbagai persoalan, baik di bidang kesehatan, pendidikan, maupun bidang-bidang lain dalam pembangunan mikro dan makro adalah kegesitan dalam membangun kolaborasi untuk pemanfaatan teknologi digital, analitik data, dan sistem pendanaan baru, yang menggabungkan infrastruktur fisik dan investasi digital. “Kita semua harus bersiap, harus terus belajar dengan cepat, harus adaptif, terampil dan mau membuka diri sebagai respon terhadap perubahan tersebut. Jika tidak kita akan tertinggal, terlindas dan terlupakan,” lanjutnya.Untuk menanggapi itu, rektor mengajak para akademisi USU untuk tak cukup berpuas diri dengan aktivitas mengajar di lingkungan kampus, melainkan harus aktif dalam menjelajahi ruang-ruang pembelajaran virtual, aktif dalam upaya mengatasi permasalahan sosial di tengah masyarakat dan giat dalam melakukan inovasi-inovasi baru.Melalui kegiatan ini, Dr. Muryanto juga mengharapkan adanya jalinan kerja sama dalam bidang penelitian (joint research) atau penulisan karya ilmiah bersama, maupun kerja sama diperluas lainnya dengan Research Center Professor Kyoto University Japan.“Kegiatan ini dapat berkembang menjadi kegiatan lain yang positif serta mendukung upaya peningkatan peringkat USU pada World University Ranking,” ucapnya. Author: Bambang Riyanto - HumasInterviewee: Dr. Muryanto Amin - RektorPhotographer: Humas - Humas

HUMAS USU - Tim World Class University (WCU) Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar Webinar Top Scientist bertajuk “Smart City Politics in Southeast Asia”. Digelar melalui Zoom meeting pada Selasa (28/12/2021), topik tersebut disampaikan oleh seorang Research Center Professor Kyoto University Mr Masaaki Okamoto. Dalam sambutannya, Rektor USU Dr. Muryanto Amin., S.Sos., M.Si menyampaikan, pandemi Covid-19 telah

Tim WCU Gelar Webinar Smart City Politics in Southeast Asia

Universitas

Bambang Riyanto

HUMAS USU - Universitas Sumatera Utara (USU) melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan International Center for Chemical and Biological Sciences (ICCBS) of the University of Karachi, NED University of Engineering and Technology, and Indus University. Acara tersebut diselenggarakan melalui Zoom meeting, Selasa (28/12/2021).Rektor USU Dr. Muryanto Amin., S.Sos., M.Si mengatakan, kerja sama ini diharapkan dapat membuka peluang bagi USU untuk maju secara signifikan dan mencapai tujuan World Class University.“Memperkuat kolaborasi internasional di bidang pendidikan merupakan salah satu poin penting kebijakan USU untuk menyongsong WCU,” kata rektor.Menurutnya, program kerja sama dengan beberapa universitas internasional ini dapat diimplementasikan dalam publikasi bersama, penelitian bersama, pertukaran mahasiswa dan dosen, dan berbagai kegiatan lainnya, baik di tingkat akademik, sosial, dan ekonomi serta budaya.“Para dosen juga dapat berkolaborasi dengan dosen asing untuk saling berbagai knowledge dan exprience masing-masing penelitian universitas,” tutur rektor.Ia menambahkan, pelaksanaan kerja sama ini akan menguntungkan dan bermanfaat bagi perguruan tinggi yang terlibat dalam peningkatan kualitas pendidikan dunia.“Pada saat yang sama, juga membuka ruang yang lebih luas untuk mengimplementasikan berbagai kegiatan yang mendukung pengembangan dan peningkatan keterampilan, pengetahuan, dan inovasi,” lanjut Dr. Muryanto.Selain itu, melalui kerja sama ini rektor juga berharap, hubungan antara USU dengan International Center for Chemical and Biological Sciences (ICCBS) University of Karachi, NED University of Engineering and Technology, dan Indus University dapat semakin erat dan mampu memberikan kontribusi positif yang luas bagi institusi, negara, dan dunia.<img src="https://konten.usu.ac.id/storage/posts/27104/ZjwOGXX2Z9.jpeg" alt="Image"> Author: Bambang Riyanto - HumasInterviewee: Dr. Muryanto Amin - RektorPhotographer: Irsan Mulyadi - Humas

HUMAS USU - Universitas Sumatera Utara (USU) melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan International Center for Chemical and Biological Sciences (ICCBS) of the University of Karachi, NED University of Engineering and Technology, and Indus University. Acara tersebut diselenggarakan melalui Zoom meeting, Selasa (28/12/2021).Rektor USU Dr. Muryanto Amin., S.Sos., M.Si mengatakan, kerja sama ini diharapkan dapat membuka

USU MoU dengan ICCBS untuk Mencapai World Class University

HUMAS USU - Dosen USU menyumbangkan pemikiran dalam acara Focus Group Discussion (FGD) yang membahas Pokok-pokok Haluan Negara terkait dengan Sosial Budaya. Para dosen USU itu adalah Dr. Fotarisman Zaluchu , S.K.M., M.P.H dari FISIP dan Baihaqi Siregar S.Si., MT dari Fasilkom-TI.Dalam FGD yang digelar di Hotel Santika Premiere Dyandra kota Medan, Senin (27/12/2021) itu, Baihaqi Siregar mengatakan, perlu adanya antisipasi bonus demografi agar jangan menjadi bencana demografi. Generasi saat ini harus disiapkan kapabilitasnya sesuai dengan kebutuhan kerja di masa depan. Apalagi ada isu otomatisasi yang dapat menggerus SDM yang tidak kompeten.“Salah satu cara mengatasinya adalah sedari dini anak-anak harus dibiasakan dengan computational thinking, yang saat ini sudah menjadi hal lumrah di negara maju,” ujarnya.Menurut Baihaqi, penggunaan data yang terintegrasi dan tidak redundant perlu dimulai dari level terbawah di masyarakat (kelurahan, lingkungan) dan bersifat bottom-up, tidak top-down seperti saat ini.“Sehingga keputusan yang dihasilkan pemerintah terasa langsung dapat memenuhi kebutuhan masyarakat,” lanjutnya.Ia menambahkan, riset berkelanjutan juga akan menghasilkan inovasi yang mampu menjadi barang komersial, memerlukan biaya besar dan waktu lama untuk fokus pada tujuan riset.“Contoh, di Swiss yang merupakan negara no. 1 di Global Innovation Index 2021, mampu mengeluarkan nilai 60M untuk 1 proposal riset. Singapura menyiapkan Rp. 3000T dana untuk inovasi,” tutur Baihaqi.Sebagai informasi, kegiatan FGD ini dimaksudkan untuk menggali secara lebih mendalam mengenai pembangunan bidang sosial dan budaya dalam pencapaian Visi dan Misi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tertuang pada pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.“Hasil dari FGD ini menjadi Rekomendasi Badan Pengkajian MPR mengenai arah kebijakan pembangunan sosial dan budaya dalam Pokok-Pokok Haluan Negara,” kata Baihaqi.<img src="https://konten.usu.ac.id/storage/posts/27105/fmj4ftHs1j.jpeg" alt="Image"> Author: Bambang Riyanto - HumasInterviewee: Baihaqi Siregar - Dosen USUPhotographer: Humas - Humas

HUMAS USU - Dosen USU menyumbangkan pemikiran dalam acara Focus Group Discussion (FGD) yang membahas Pokok-pokok Haluan Negara terkait dengan Sosial Budaya. Para dosen USU itu adalah Dr. Fotarisman Zaluchu , S.K.M., M.P.H dari FISIP dan Baihaqi Siregar S.Si., MT dari Fasilkom-TI.Dalam FGD yang digelar di Hotel Santika Premiere Dyandra kota Medan, Senin (27/12/2021) itu, Baihaqi

Dosen USU Sumbang Pemikiran dalam Pokok-pokok Haluan Negara

HUMAS USU - Pusat Kajian Kebudayaan dan Etnis (PKKE) Universitas Sumatera Utara (USU) mengadakan diskusi ke-3 dengan tajuk “Etnisitas di Asia Tenggara”. Diskusi tersebut digelar melalui zoom meeting, Senin (27/12/2021).Diskusi ini menghadirkan pembicara dari Pusat Riset Kewilayahan Badan Riset dan Inovasi Nasional Prof. Dr. Yekti Maunati, M.A serta penanggap dari Universitas Kristen Palangkaraya Dr. Marko Mahin, M.A.Dalam pembukaan, Wakil Rektor III Prof. Dr. Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan S.Si., M.Si., Apt. mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Pusat Kajian Kebudayaan.“Pusat Kajian Kebudayaan ini sangat penting untuk mengawal kegiatan dosen di USU dalam kajian mengenai kultural dan etnik,” katanya.Menurut WR III, kegiatan ini merupakan salah satu pendukung Indikator Kinerja Utama (IKU). Di dalam IKU 5 terdapat peningkatan kegiatan dosen khususnya dalam hal kajian mengenai kultural etnik maupun seni.“Semoga ke depannya pusat kajian ini dapat bersinergi dan berkolaborasi, serta memberi semangat bagi program studi dalam meningkatkan kegiatan dosen dalam hal ini,” ujar Prof. Poppy.Ketua Pusat Kajian Kebudayaan dan Etnik Prof. Dr. Budi Agustono mengatakan, persoalan etnisitas merupakan hal yang cukup lama berlangsung.“Kita berbicara lebih luas tentang etnisitas di Asia Tenggara, agar semakin mengerti bahwa keanekaragaman sangat penting,” katanya.Menurut Prof. Budi, pembahasan ini cukup menantang untuk dikaji, karena berkaitan dengan persoalan-persoalan yang terhubung, seperti formasi etnisitas, kesadaran etnisitas, dan solidaritas etnik.“Saya kira ini merupakan hal yang cukup menantang untuk dibahas dan dikaji,” katanya. Author: Bambang Riyanto - HumasInterviewee: Prof. Dr. Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan S.Si., M.Si., Apt. - Wakil Rektor III USUPhotographer: Humas - Humas

HUMAS USU - Pusat Kajian Kebudayaan dan Etnis (PKKE) Universitas Sumatera Utara (USU) mengadakan diskusi ke-3 dengan tajuk “Etnisitas di Asia Tenggara”. Diskusi tersebut digelar melalui zoom meeting, Senin (27/12/2021).Diskusi ini menghadirkan pembicara dari Pusat Riset Kewilayahan Badan Riset dan Inovasi Nasional Prof. Dr. Yekti Maunati, M.A serta penanggap dari Universitas Kristen Palangkaraya Dr. Marko

PKKE USU Bahas Etnisitas di Asia Tenggara

Berita Universitas

Tim WCU Gelar Webinar Smart City Politics in Southeast Asia

USU MoU dengan ICCBS untuk Mencapai World Class University

Dosen USU Sumbang Pemikiran dalam Pokok-pokok Haluan Negara

PKKE USU Bahas Etnisitas di Asia Tenggara

Eksplor

Kategori