Melirik Panorama Sileme-Leme di Desa Parsingguran II

Panorama Sileme-leme merupakan obyek wisata baru yang dirintis pada tahun 2021. Pada 2022, Tim Desa Binaan dari Universitas Sumatera Utara melakukan pembinaan dalam pengembangan pariwisata di desa Parsingguran II dan menghasilkan perubahan yang sangat signifikan, serta memberikan keuntungan, baik bagi desa maupun masyarakatnya. Tim Desa Binaan Universitas Sumatera Utara memberikan perhatian lebih untuk pembangunan infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia, hingga meningkatkan eksistensi kelompok kesenian yang sudah dibentuk sebelumnya oleh masyarakat.
20 Maret 2023 /  Renny Julia Harahap
   
Melirik Panorama Sileme-Leme di Desa Parsingguran II

Pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba merupakan salah satu Prioritas Pariwisata di Indonesia, sesuai Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2014 mengenai Rencana Tata Ruang kawasan Danau Toba dan sekitarnya. Tidak heran jika daerah-daerah yang ada di sekitar Danau Toba ikut bergegas membenahi wilayahnya, khususnya menggali potensi-potensi wisata yang mereka miliki. Salah satu upaya yang dilakukan adalah meningkatkan kerja sama dengan Pemerintah dan berbagai lembaga yang memiliki kepedulian serupa. 


Parsingguran II merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Desa ini terletak di antara Desa Parsingguran I dan Kecamatan Baktiraja, yang memiliki pesona alam yang memukau, khususnya panorama Danau Toba dan perbukitan yang mengelilinginya, yang dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata unggulan di seputar Danau Toba.


Desa Parsingguran II ini adalah desa binaan Universitas Sumatera Utara yang dirintis sebagai desa wisata di Kawasan Danau Toba dan baru diresmikan pada Desember 2022 lalu. Pengembangan destinasi ini dilaksanakan oleh Tim Dosen Universitas Sumatera Utara, melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat yang diketuai oleh Samerdanta Sinulingga, S.ST.Par., M.Par dan beranggotakan antara lain Amalia Meutia, M.Psi, Andi Pratama Lubis, S.S., M.Hum, Solahuddin Nasution, SE, MSP, Wahyu Sugeng Imam Soeparno, SE, M.Si, serta anggota tim lainnya.


Pariwisata di Desa Parsingguran II ini baru dibenahi mulai Oktober 2021, di mana Ketua Tim Samerdanta Sinulingga telah lebih dahulu melakukan pengabdian dan pembuatan film promosi wisata dan dilanjutkan pembinaan intens terhadap masyarakat mulai 1 Juni 2022 hingga Januari 2023.


Di desa tersebut telah dilakukan pembangunan dan penataan Panorama Sileme-leme, yang diharapkan dapat menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung. Hamparan Danau Toba yang membayang biru tenang serupa lukisan dan dinikmati dari ketinggian punggung bukit, merupakan daya tarik yang tak terbantahkan dari kawasan ini. 


Panorama Sileme-leme merupakan obyek wisata baru yang dirintis pada tahun 2021. Pada 2022, Tim Desa Binaan dari Universitas Sumatera Utara melakukan pembinaan dalam pengembangan pariwisata di desa Parsingguran II dan menghasilkan perubahan yang sangat signifikan, serta memberikan keuntungan, baik bagi desa maupun masyarakatnya. Tim Desa Binaan Universitas Sumatera Utara memberikan perhatian lebih untuk pembangunan infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia, hingga meningkatkan eksistensi kelompok kesenian yang sudah dibentuk sebelumnya oleh masyarakat.


Program pelaksanaan rintisan desa wisata ini dimulai dari pembangunan sarana dan prasarana untuk mendukung kawasan wisata yang aman, bersih dan nyaman, serta terorganisir dengan baik. Maka dibangunlah lokasi swafoto bagi pengunjung yang mengeksplorasi keindahan alam sekitar, pembuatan bangunan untuk pembelian tiket masuk, pembuatan taman dan penyediaan tempat sampah, serta satu set alat musik tradisional Batak Toba yang mendukung pagelaran kesenian di tempat tersebut. 


Sebelumnya tidak ada posko tiket, pendopo dan lokasi swafoto di lokasi itu, bahkan fasilitas kebersihan yang tersedia juga sangat minim. Pokdarwis, Bumdes dan masyarakat setempat belum maksimal dalam melakukan kegiatan pariwisata secara praktis. Setelah Tim Desa Binaan, melakukan pembinaan terhadap SDM di Desa Parsingguran II, Pokdarwis sudah aktif menerapkan skill promosi, menguatkan teamwork dalam menggerakkan kepedulian lingkungan pariwisata baik dari penaman pohon, kebersihan lingkungan dan menjaga atau memelihara fasilitas pendukung pariwisata yang ada di lokasi desa binaan. Bumdes mendukung secara penuh program pariwisata di Desa Parsingguran II dengan menerapkan pengutipan tiket perdana yang akhirnya menjadi pemasukan rutin aktivitas pariwisata di desa tersebut. Masyarakat juga meminjamkan lahan untuk mendukung perluasan lokasi wisata sebagai peran aktif dalam mendukung pariwisata di desa mereka dan mendorong generasi muda untuk ikut berpartisipasi dalam Pokdarwis dan Sanggar Seni. Sanggar Seni yang sebelumnya tidak memiliki alat musik tradisional dan pakaian pertunjukan, saat ini telah bisa melaksanakan kegiatannya karena difasilitasi sepenuhnya oleh Tim Desa Binaan USU.

Pembinaan dan pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh Tim Desa Binaan USU untuk Panorama Sileme-leme berupa pembinaan praktis dengan turun langsung ke lapangan melalui forum grup diskusi dan masyarakat yang terlibat langsung dalam pengelola pariwisata, memberi praktik pelayanan terhadap wisatawan, dan Bumdes juga menetapkan PerDes 2022 sebagai kekuatan hukum untuk pengutipan tiket terhadap wisatawan. Pada tanggal 24 Desember 2022 – 07 Januari 2023 telah dilakukan pengutipan tiket perdana yang berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) yang dijadikan sebagai uang kas Desa Parsingguran II. Saat ini pengutipan hanya dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu, yang pengelolaannya langsung dipegang oleh BUMDES dan POKDARWIS.


Lokasi wisata yang ada di Desa Parsingguran II ini dulunya merupakan lahan hutan yang masih dimiliki pemerintah. Namun, setelah masyarakat membukanya sebagai lokasi wisata dibantu oleh Tim USU dan dimanfaatkan dengan baik, Pemerintah berniat akan melepas tanah seluas 1.900 hektar tersebut untuk dikelola masyarakat. Akan tetapi, masyarakat dan pemerintah Desa Parsingguran II berharap agar Tim USU dapat terus mendampingi mereka hingga mandiri dalam pengelolaan pariwisata. Pelepasan tanah seluas 1.900 hektar tersebut akan dikelola masyarakat untuk lokasi wisata dan lahan pertanian masyarakat, yang dirancang untuk mendukung kegiatan agrowisata yang tertata.


Pengerjaan desa binaan dalam beberapa tahap ini memiliki tujuan yang strategis dan taktis, yakni dengan adanya penarikan tiket pariwisata berfungsi memperkuat legitimasi dan memperkuat citra BUMDES dalam bidang pengelolaan pariwisata, sehingga pembebasan lahan hutan dari negara kepada desa memiliki indikator yang valid, bahwa desa memiliki kemampuan yang telah mengikuti standar penilaian kementerian untuk mengelola suatu lahan. Selain itu, lokasi swafoto yang didirikan, berfungsi secara strategis untuk menarik kunjungan wisatawan, sehingga desa memiliki kekuatan bargaining/tawar-menawar dengan pusat dalam mengelola hingga mengembangkan lokasi wisata tersebut. Sedangkan penguatan terhadap sanggar seni dan budaya yang mencerminkan identitas lokal, dilakukan untuk menunjukkan bahwa pengelolaan dan pengembangan wisata ke depannya akan dilakukan secara berbudaya dan memelihara tradisi dalam bentuk manajemen kepariwisataan, yang mampu menunjukkan kekhasan atau karakter dari etnik di Desa Parsingguran II. Tak kurang pentingnya, fasilitas kebersihan menjadi prioritas utama dalam pembebasan lahan ini, yaitu untuk menunjukkan bahwa pengelolaan lahan akan tetap memperhatikan azas-azas pemeliharaan dan konservasi lingkungan hidup.


Menurut Samerdanta, respon masyarakat terhadap Tim Desa Binaan USU sangat positif dan baik. “Masyarakat hingga Pemerintah Desa meminta USU agar tetap mendampingi masyarakat untuk penerapan pengelolaan pariwisata yang baik hingga pengembangan pariwisata. Sehingga target di tahun 2024 yaitu masyarakat mandiri pariwisata dapat tercapai,” ujarnya.


Dalam kunjungan yang dilakukan pada Januari 2023 lalu di Desa Parsingguran, tim mengumpulkan stakeholder untuk menyampaikan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kepariwisataan di Desa Parsingguran II, sehingga dapat dievaluasi. Juga mendiskusikan harapan masyarakat untuk pengadaan sarana dan prasarana pendukung pariwisata serta program apa yang akan dilaksanakan untuk mencapai Masyarakat Pariwisata Mandiri.

  • Lainnya


    Loading...Loading...Loading...Loading...
Accessibility Icon
disability features
accesibility icon
accesibility icon
accesibility icon
accesibility icon
Scroll Down