Peluang Bisnis Inovasi Hand Soap Gel Ekstrak Daun Acem-Acem

Start up HI Cloud Viral yang dirintis oleh Dr Eka Lestari Mahyuni, SKM., M.Kes, dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara akan memproduksi sabun cuci tangan yang mengandung ekstrak daun acem-acem yang mampu membersihkan paparan kimia.
04 Januari 2023 /  Renny Julia Harahap
   
Peluang Bisnis Inovasi Hand Soap Gel Ekstrak Daun Acem-Acem

PT. HI Cloud Inovasi Natural atau juga dikenal sebagai start up HI Cloud Viral telah menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) yang membahas tentang peluang bisnis dari produk inovasi yang dihasilkan yaitu hand soap gel ekstrak daun acem-acem (Oxalis dehradunensis Raizada) dengan nama Clodesis. 


Diskusi ini menghadirkan para stakeholder dari lima wilayah kabupaten kota yaitu Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli Serdang termasuk BPPOM, dosen dan mahasiswa. Instansi yang hadir tersebar dari Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta UKM Pemerintahan Kota Medan. Produk yang ditawarkan ini telah diteliti sejak tahun 2018 dan terus berkelanjutan sampai sekarang. 


Saat ini start up HI Cloud Viral yang dirintis oleh Dr Eka Lestari Mahyuni, SKM., M.Kes, dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara akan memproduksi sabun cuci tangan yang mengandung ekstrak daun acem-acem yang mampu membersihkan paparan kimia. Potensi daun acem-acem yang digali, diteliti dan dikaji oleh Dr Eka Lestari Mahyuni, SKM., M.Kes mengundang minat PT. Stara Bintang Surya untuk bekerjasama dan berkolaborasi dalam produksi hand soap gel ekstrak daun acem acem dengan merk Clodesis, yang terjalin dari program Matching Fund. Program tersebut menyatukan insan Dikti dari Perguruan Tinggi dengan mitra DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri) melalui platform Kedaireka tahun 2022. 


Berangkat dari penelitian yang telah dimulai sejak tahun 2016, diawali dengan ketertarikan Dr Eka Lestari Mahyuni, SKM, M.Kes, dengan kebiasaan mencuci tangan petani Karo. Hal itu juga dilakukan sembari memberdayakan petani untuk mengurangi paparan pestisida. Dr Eka memaparkan, bahwa bahan baku yang digunakan di produk tersebut adalah bahan alam yang banyak ditemukan di Tanah Karo.

“Daun acem-acem yang biasanya digunakan masyarakat petani Karo untuk membersihkan tangan mereka setelah melakukan penyemprotan pestisida ataupun aktivitas ladang lainnya, menginspirasi saya untuk mengkaji lebih lanjut khasiat yang dimiliki daun ini. Dari hasil uji fitokimia di laboratorium, daun ini memiliki kandungan saponin yang sangat tinggi dan itu ditunjukkan dari buih-buih alami yang selama ini dapat kita lihat dari pemanfaatan alami yang dilakukan petani.


Kandungan saponin ini dimanfaatkan dan dijadikan sebagai sabun untuk cuci tangan, karena umumnya di ladang pertanian tidak tersedia air dan sabun. Namun paparan kimia mewajibkan petani harus meningkatkan personal hygiene agar terhindar dari risiko keracunan akibat paparan kimia seperti pestisida, pupuk kimia dan sebagainya. Oleh karenanya, daun ini kemudian diekstraksi dan dibuat menjadi produk sabun cuci tangan yang berbentuk gel, sehingga dapat dikemas dalam kemasan yang simple, mudah dibawa kemana-mana, dan bermanfaat untuk meningkatkan personal hygiene masyarakat melalui program CTPAc (Cuci Tangan Pakai Acem-acem),” ujar Dr Eka.


FGD yang diselenggarakan di Ruang Senat Lantai 3 Biro Pusat Administrasi USU ini menghadirkan Kepala Dinas Perdagangan H Dammikrot Harahap, SSos, M.Si, sebagai narasumber. Ia mengimbau, start up HI Cloud selaku UMKM yang baru dirintis, diharapkan dapat memperhatikan ketersediaan produk, kualitas, legalitas dan kemasan, serta mengenalkan produk ke pasar online ataupun offline yang banyak tersebar di Kota Medan. Dikatakannya, Dinas Perdagangan juga telah membuka program klinik UMKM, sehingga siap untuk mendampingi dan mendukung start up atau UMKM yang ada. 

Kadis Perdagangan dalam kesempatan itu juga mengingatkan, sebagus apapun produk yang dihasilkan, maka pemasaran merupakan poin penting yang perlu diperhatikan dan rata-rata hal tersebut yang menjadi kelemahan dari tiap UMKM. Di samping itu, ketersediaan barang harus selalu ada, yang tentu hal ini berkaitan dengan bahan baku yang dijadikan ekstrak pada hand soap gel. Selain itu diperlukan juga legalitas dari produk yang perlu diurus, karena semakin banyak legalitas yang ada, akan membuat trust masyarakat menjadi lebih tinggi pada produk yang ditawarkan start up HI Cloud Viral. 


Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang, Tengku Zaki, juga turut hadir dan menunjukkan ketertarikannya pada daun acem-acem yang merupakan value dari produk Clodesis. Tengku Zaki mengharapkan, dapat dilakukan pengembangan produk di Kabupaten Deli Serdang, karena dari wilayah Pancur Batu hingga Kutalimbaru juga ditemukan sejenis daun yang sama, walaupun tidak sebanyak di Kabupaten Tanah Karo. Menurutnya, perlu dijalin kerja sama dengan start up HI Cloud Viral dalam mensosialisasikan ke petani-petani di Deli Serdang, sekaligus memasarkan produk Clodesis ini secara menyeluruh. 


Diskusi pada FGD yang dilaksanakan tersebut juga berkembang ke arah izin edar produk yang dikomentari dan diklarifikasi perwakilan dari BPOM yang hadir, Tengku Awaluddin. Ia mengutarakan antusiasme dan apresiasi terhadap start up HI Cloud Viral, yang telah melompat lebih jauh dibandingkan UMKM lainnya, karena telah berkolaborasi dengan PT Stara Bintang Surya, sebagai maklon yang memproduksi Clodesis. Inovasi yang ditawarkan pada Clodesis ini juga tergolong baru dan belum ada di dalam daftar standarisasi BPPOM, sehingga dalam pengurusan registrasi dapat langsung lompat ke BPOM Pusat. Tentu saja ada pemenuhan syarat-syarat dari hasil pengujian khasiat daun acem-acem, agar izin edar dari Clodesis ini dapat keluar. 


Lompatan besar ini diharapkan dapat berlanjut lebih baik dan BPOM mendukung dalam pengurusan registrasi dan sertifikasi yang telah diproses oleh start up HI Cloud Viral, karena masih memerlukan kajian dari Direktorat Standarisasi, yang sedang berproses pada saat ini. Ia menambahkan, untuk pengembangan lebih lanjut dari khasiat ekstrak daun acem-acem akan dibuat dalam produk lain seperti sabun pembersih pestisida pada buah dan sayur. 


“Bahan yang digunakan ini bagus sekali dan tergolong masih baru, jadi proses registrasi membutuhkan standarisasi yang langsung dilakukan oleh BPPOM Pusat, karena daun ini belum ada dalam daftar standarisasi bahan kosmetik. Namun saya tertarik dengan kemampuan membersihkan pestisida dari daun ini dan dapat mengembangkan produknya ke sabun pencuci buah dan sayur. Mungkin itu lebih menarik, karena selama ini belum pernah ada sabun yang dapat mengurangi paparan kimia pada buah dan sayur. Tentu saja perlu kajian kembali yang dapat dilakukan ke depan, terutama tentang keamanan dari ekstrak yang digunakan,” ujar Tengku Awaluddin.


FGD tersebut membuka peluang dan tantangan bagi start up HI Cloud Viral dan program yang dikembangkan sangat bagus, sehingga empat wilayah kabupaten kota di Sumut yang diundang dalam kesempatan itu dapat mengenali potensi lokal yang dapat dikembangkan menjadi produk bermanfaat. Tidak hanya meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, namun juga dapat mendukung program kesehatan masyarakat. Sesuai dengan tagline rintisan baru start up HI Cloud Viral yang memanfaatkan bahan alami. (RJ)

  • Lainnya


    Loading...Loading...Loading...Loading...
Accessibility Icon
disability features
accesibility icon
accesibility icon
accesibility icon
accesibility icon
Scroll Down