Kanker payudara merupakan salah satu ancaman kesehatan terbesar bagi wanita di seluruh dunia. Sebagai jenis kanker yang paling umum menyerang wanita, kanker payudara tidak hanya mempengaruhi penderitanya secara fisik, tetapi juga secara emosional dan sosial. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2020, terdapat lebih dari 2,3 juta kasus baru kanker payudara di seluruh dunia, menjadikannya jenis kanker dengan insiden tertinggi secara global. Selain itu, WHO melaporkan bahwa kanker payudara adalah penyebab utama kematian terkait kanker pada wanita di seluruh dunia. Oleh karena itu, menemukan pengobatan yang efektif dan minim efek samping untuk mengatasi kanker payudara menjadi tugas penting para peneliti di seluruh dunia.

Kanker payudara terjadi ketika sel-sel payudara tumbuh dengan tidak terkendali dan dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh. Faktor risiko meliputi riwayat reproduksi, seperti tidak memiliki anak atau memiliki kehamilan pertama di usia lanjut, paparan hormon atau terapi pengganti hormon, faktor gaya hidup seperti kurangnya aktivitas fisik dan diet yang buruk, serta paparan radiasi selama perkembangan payudara. Faktor genetik seperti mutasi gen juga dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

Salah satu jalur yang memegang peran penting dalam perkembangan kanker payudara adalah jalur fosfoinositida 3-kinase (PI3K). Jalur ini mengatur pertumbuhan dan proliferasi sel, dan ketika terjadi disfungsi karena mutasi atau modifikasi lainnya, dapat menyebabkan pertumbuhan kanker yang cepat. Penghambat PI3K telah menjadi fokus penelitian karena potensi mereka untuk menghambat pertumbuhan kanker. Namun, untuk mencapai hasil terbaik, terapi kombinasi sering kali diperlukan.

Hal tersebut menjadi alasan bagi Prof. Poppy A.Z Hasibuan, Urip Harahap, Panal Sitorus, dan Denny Satria mencoba menemukan ramuan yang dapat berkontribusi dalam penanggulangan bahaya kanker payudara. Para ahli Farmasi dan Biologi Farmasi Universitas Sumatera Utara tersebut menggali potensi sumber daya alam yang tersebar di Indonesia. Menurut mereka, sumber ramuan tersebut harus mudah diperoleh dan diberdayakan oleh masyarakat.

Penelitian mereka berujung manis dengan menemukan potensi tanaman Vernonia amygdalina Delile. Tanaman yang berasal dari Afrika Barat dan telah digunakan dalam pengobatan tradisional selama bertahun-tahun tersebut ternyata mengandung berbagai zat kimia seperti flavonoid, sesquiterpen lakton, asam lemak, dan saponin steroidal yang memiliki aktivitas farmakologis penting, termasuk sifat anti-malaria, anti-inflamasi, anti-tumor, dan anti-obesitas.

“Penelitian terbaru mengevaluasi potensi ekstrak daun Vernonia amygdalina Delile dalam menghambat pertumbuhan sel kanker payudara 4T1 melalui jalur PI3K. Studi ini menemukan bahwa ekstrak daun memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pertumbuhan sel kanker dengan menghambat jalur PI3K. Hasil ini sangat menjanjikan, mengingat jalur PI3K adalah salah satu penyebab utama pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali,” kata Prof. Poppy.

Meski begitu, Prof. Poppy menjelaskan jika penggunaan ekstrak daun Vernonia amygdalina Delile sebagai terapi kanker payudara masih dalam tahap awal penelitian. Meski begitu, hasil awal telah menunjukkan potensi besar. Kombinasi terapi menggunakan inhibitor PI3K dan ekstrak daun ini dapat menjadi terobosan dalam pengobatan kanker payudara di masa depan. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi hasil awal ini dan memahami bagaimana ekstrak daun ini bekerja secara tepat.

Mereka menyebutkan proses penyembuhan bagi pasien kanker payudara membutuhkan dukungan dan penanganan holistik. Selain menjalani pengobatan medis, pasien juga membutuhkan dukungan emosional dan sosial. Terapi alternatif seperti ekstrak daun Vernonia amygdalina Delile, jika terbukti efektif, dapat menjadi pilihan tambahan yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.

“Penelitian tentang potensi ekstrak daun Vernonia amygdalina Delile dalam menghambat pertumbuhan sel kanker payudara melalui jalur PI3K menawarkan harapan baru bagi penderita kanker payudara. Tidak hanya itu, penelitian yang dilakukan juga menunjukkan hasil jika ekstrak daun Vernonia amygdalina Delile berpotensi dapat digunakan pada terapi kanker lainnya,” jelas Prof. Poppy.

Meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan efektivitas dan keamanan penggunaannya, ekstrak daun ini memiliki potensi besar untuk menjadi bagian penting dari terapi kanker payudara di masa depan. Sementara itu, pasien harus terus berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum memulai pengobatan baru atau alternatif, lanjutnya.

Kanker payudara adalah tantangan besar, tetapi dengan kemajuan penelitian dan pengembangan terapi baru seperti yang melibatkan ekstrak daun Vernonia amygdalina Delile, ada harapan bahwa penderita kanker payudara akan memiliki lebih banyak pilihan pengobatan yang efektif di masa depan.